DiksiNasi, Ciamis – Dalam suasana santai, dua pemimpin pilihan rakyat, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berbincang akrab menggunakan bahasa Sunda yang fasih.
Obrolan ini tak hanya menggali perjalanan karir Herdiat, tetapi juga membahas komitmen terhadap pelestarian lingkungan di Tatar Galuh, khususnya Gunung Syawal.
Perjalanan Karir Herdiat Sunarya
Dedi Mulyadi, yang akrab disapa Kang Dedi, memuji perjalanan karir Herdiat yang berawal dari bawah hingga menjadi pemimpin daerah.
“Pak Bupati mah berkarir sempurna, nya,” ujar Kang Dedi, membuka percakapan. Jum’at, (27/12/2024).
Herdiat pun tersenyum dan mulai menceritakan perjalanan panjangnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) sejak tahun 1985.
“Abdi janten padamel kecamatan ti kawit tahun 1985 janten staf,” ujar Herdiat.
Ia memulai karir sebagai staf kecamatan, kemudian menjadi Penjabat Sementara (Pjs) Desa, Sekretaris Camat (Sekmat), hingga Mantri Pulisi (MP).
“Mp jaman harita mah gagah nya, mun ayeuna mah kasie trantib,” timpal Kang Dedi sambil bercanda.
Herdiat mengenang masa itu dengan kendaraan dinasnya, Binter Merzy, yang menjadi saksi perjalanan karirnya.
Karirnya terus menanjak, dari menjadi camat di tiga kecamatan (Sukadana, Cipaku, dan Pangandaran) hingga menjabat Kepala Bagian Umum di Pemerintah Kabupaten Ciamis.
“Ti Kabag Umum, teras janten Kepala Dinas di DPPKAD,” lanjut Herdiat.
Ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Dua sebelum akhirnya menduduki posisi Sekretaris Daerah (Sekda) di era Bupati Engkon Komara hingga Iing Syam Arifin.
Macan Tutul dan Gunung Syawal: Simbol dan Aset Ciamis
Dialog kemudian beralih ke simbol kabupaten Ciamis, yaitu macan tutul.
Kang Dedi bertanya tentang banyaknya patung harimau di Kawali, yang menurut Herdiat merupakan simbol daerah sekaligus representasi hewan endemik Tatar Galuh.
“Simbol Ciamis ari Maung Tutul mah, habitatna di Leuweung Sanget Gunung Syawal,” jelas Herdiat.
