DiksiNasi, Cikarohel – Kampung Cikarohel mendadak mencekam, menyusul bangkitnya Arwah Nyi Ronggeng Galuh.
Beberapa penari Jaipong bergelimpangan kesurupan arwah Nyi Ronggeng.
Panggung yang semula menyajikan hiburan menjadi malapetaka.
Warga berlarian menjauh dan ada juga yang malah menonton yang kesurupan.
Salah satu penari Jaipong kemasukan arwah Nyi Ronggeng.
Sambil teriak-teriak, arwah meracau katanya tuannya suruh untuk datang ke Galuh.
“Aing capek disuruh ke negeri Galuh tapi tidak dapat upah. Rek dibawa iyeu jelma ameh bisa menjadi penari Jaipong di alam aing, aing moal indit,” ancam arwah Nyi Ronggeng.
Beberapa santri senior mencoba ruqyah sang penari, tapi tidak kuat.
Akhirnya Mama Rohel membacakan doa dan mencabut arwah Nyi Ronggeng dari tubuh sang penari.
“Indit siah ti badan iyeu budak, Auzubillah byuah, ucap Mama Rohel. Sang arwah menjawab, “Aing arek keluar ngan hoyong kopi pahit, ”
Mama Rohel tak menjawab dan akhirnya mengeluarkan jurus pamungkas.