DiksiNasi, Cikarohel – Mama Rohel kaget saat berkeliling di sekitar pusat Negeri Kanjeng Prebu.
Banyak makanan khas kerajaan yang hilang dari pasaran. Jajanan khas Galuh tersingkir oleh invasi makanan luar.
Namun, klepon, cuhcur, dan comro masih bisa ditemukan di beberapa lapak.
“Jajanan masa kecil telah hilang dari pasaran. Ini bukan peristiwa biasa. Jajanan karya leluhur mulai ditinggalkan generasi muda. Kelak akan ada satu masa ketika jajanan khas Sunda tak lagi berdaulat di negeri sendiri,” gumam Mama Rohel sambil menatap beberapa kuliner dari budaya asing.
Kepedulian Mama Rohel terhadap kualitas jajanan sangat luar biasa.
Banyak Jajanan Produk Luar yang Merusak Ritme Anatomis Orang Sunda.
Makanan dan minuman berpengawet beredar bebas, dengan tambahan pemanis buatan yang membahayakan.
“Kualitas jajanan akan menentukan masa depan generasi penerus. Akibat edukasi yang salah kaprah, kini banyak penyakit dadakan yang aneh-aneh. Usia muda, tetapi penyakitnya mengerikan. Ini harus kita lawan dengan kembali ke jajanan tradisional Galuh,” ujar Mama Rohel dalam hati.

Mama Rohel tidak sendirian berkeliling melakukan inspeksi jajanan di pasar Galuh.
Raden Umar, seorang tabib dan ahli gizi yang menguasai ilmu kedokteran Timur dan Barat menemani Mama Rohel.
“Mama, kita sangat prihatin. Orang Sunda sudah melupakan tradisi kuliner nenek moyang. Ini bisa membahayakan masa depan, sebab badan orang Sunda secara anatomis berbeda dengan orang lain,” ujar Raden Umar membuka percakapan dengan Mama Rohel.
Makanan Pantrangan Orang Sunda
Menurut beberapa literatur, menu makanan orang Sunda itu berpantang terhadap rasa gurih santan.
Tubuh orang Sunda tidak kuat mengolahnya, sehingga nenek moyang Galuh menciptakan pola makan sehat dengan lalapan, oseng-oseng, sambal, pepes lauk, dan kudapan.