“Abah tidak akan menjawab dengan teori ilmu Barat. Dalam beberapa kitab fikih terdapat penjelasan, jika harta kekayaan hanya berputar di kalangan orang kaya, maka akan terjadi stagnasi transaksi. Para pelaku usaha kecil dan menengah tidak akan menikmati kue ekonomi,” jawab Mama Rohel.
Lebih lanjut, Mama Rohel menjelaskan bahwa jika riba merajalela dan sedekah semakin terlupakan, maka Allah akan mencabut keberkahan ekonomi.
Riba ibaratnya adalah racun yang mematikan jalannya rezeki.
“Islam telah mengatur keseimbangan dalam mengelola ekonomi umat. Sedekah dan berdagang itu sejalan. Jika perdagangan stagnan, maka sedekah juga akan terganggu. Riba akan mematikan cahaya hati sehingga meskipun aset meningkat, nilai kebaikannya justru menurun,” tambah Mama Rohel.
Di ujung Kampung Cikarohel, beberapa centeng juru tagih rentenir membentak, mengancam, dan memukuli warga yang telat membayar utangnya.
Lelaki bertubuh kekar, berkulit hitam, dan penuh tato itu rupanya utusan dari Koh Sam Hong.
“Siah, lamun teu mayar pokok utang jeung bungana, ku aing siah di kandangan!” bentak si centeng.
Suara pukulan keras, “Braak!” mengagetkan warga.
Belakangan ini, rentenir semakin marak.
Mereka leluasa mengintimidasi warga Kampung Cikarohel tanpa ada yang mampu mencegahnya.
Para pemburu rente ini sejatinya adalah perusak perekonomian Negeri Kanjeng Prebu.