Para pedagang keliling meminta doa dan karomah kepada Mama Rohel agar dapat menikmati rezeki seperti pedagang es teh yang kini viral.
“Mama, doakan kami agar martabat kami sebagai pedagang keliling dapat naik. Sudah puluhan tahun kami berdagang. Kami tidak ingin karena mendapat hinaan, baru manusia bersimpati membantu,” tambah Mang Wawan, yang mendapat kepercayaan menjadi Ketua Ikatan Pedagang Keliling.
Sambil menyeruput kopi khas Gunung Sawal, Mama Rohel tidak langsung menjawab.

Ia membuka sebuah dalil, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya terbuka jalan rezeki yang datangnya tak dia sangka-sangka.”
Pintu Datangnya Rejeki
Mama Rohel melanjutkan penjelasannya, “Kita selalu membayangkan kejadian ajaib yang indah-indah. Padahal, rezeki datangnya kadang tidak dengan kemasan yang indah dan menawan. Makanya kita harus siap menerima rezeki dalam bentuk apa pun,” ujar Mama Rohel.
Ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an kini jarang menjadi landasan bertindak.
Saat ini, tuntunan orang lebih banyak berasal dari konten media sosial.
Bahkan di Kampung Cikarohel, intensitas diskusi dan ngawangkong berkurang.
Setiap orang kini jarang membaca kitab, melainkan seharian matanya tertuju pada layar ponsel untuk melihat akun media sosial.