Part 171: Kursi Sang Wakil Kanjeng Prebu

Mama Rohel lalu mengutip kisah-kisah suksesi kepemimpinan dari beberapa kerajaan.

DiksiNasi, Cikarohel – Ahad pagi itu, suasana Kampung Cikarohel tampak cerah.

Mentari pagi perlahan menyembul malu-malu dari ufuk timur yang kemerahan.

Usai pengajian Kitab Al-Hikam, Mama Rohel masih tetap duduk di tempatnya.

Ajengan Duleh hanya diam sambil sesekali menyeruput kopi.

“Mama, katanya di Keraton sedang ramai soal kursi wakil yang kosong. Bagaimana pendapat Mama? Apakah ini akan memengaruhi keseimbangan alam Galuh?” tanya Ajengan Duleh membuka percakapan pagi itu.

Sambil menyeruput kopi dan juga mengisap cerutu, Mama Rohel menjawab.

Pandangannya menerawang ke langit, seolah sedang mewaskitai semesta.

“Tanpa wakil pun semuanya akan baik-baik saja. Tapi, berdasarkan nubuwah langit, situasi stagnan seperti sekarang tidak akan mampu melahirkan kader pemimpin masa depan. Kanjeng Prebu juga belum menyiapkan calon penerus,” ujar Mama Rohel.

“Mana yang lebih maslahat, Ma, ada wakil atau tanpa wakil? Ini juga menyangkut kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi,” timpal Ajengan Duleh.

Mama Rohel lalu mengutip kisah-kisah suksesi kepemimpinan dari beberapa kerajaan.

“Biasanya, selalu ada putra mahkota yang dipersiapkan. Tapi kali ini, tak satu pun muncul. Kelak, akan lahir Budak Angon yang merebut kekuasaan. Menurut Mama, lebih maslahat jika ada wakil sebagai bagian dari proses regenerasi. Saatnya kaum muda diterjunkan agar mereka punya pengalaman,” jawab Mama Rohel tenang.

Ajengan Duleh mengangguk pelan.

Percakapan mereka terhenti sejenak.

Tak lama, Dodo datang membawa gorengan pisang dan singkong.

Dengan wajah santai dan penuh percaya diri, Dodo mentahbiskan dirinya sebagai Budak Angon.

“Ajengan Duleh, abdi siap menjadi wakil! Mewakili para Budak Angon! Kekosongan kursi wakil bisa berbahaya kalau tiba-tiba Kanjeng Prebu kenapa-kenapa,” celetuk Dodo sambil menyeruput kopi hangatnya.

Matahari mulai meninggi, pertanda siang menjelang. Mama Rohel bersiap menuju sawah, sementara Ajengan Duleh juga berangkat dinas ke balong mujair.