Ironi Susahnya Hidup di Negeri yang Kerap dengan Praktik Beking-bekingan

OPINI DIKSI44 Dilihat
banner 468x60

DiksinasiNews.co.id, OPINI DIKSI – Pukul setengah sembilan pagi, Nurris (bukan nama sebenarnya) seorang kontributor pemberitaan media lokal di salah satu daerah mendatangi lokasi proyek pemerintah yang dikerjakan oleh pihak kontraktor pemenang tender. Cerita berawal sebelum praktik beking-bekingan terungkap.

Pekerjaan tersebut adalah pengerjaan pengaspalan jalan dan pembuatan tembok penahan tanah (TPT).

banner 336x280

Akan tetapi, baru selesai dikerjakan sekitar tiga hari, badan jalan sudah terlihat rusak hingga menimbulkan keretakan.

Juga robohnya TPT setinggi satu meter, yang semakin membuat pekerjaan itu nampak asal-asalan.

Nurris, sang kuli tinta, bergegas ke lokasi tanpa memperdulikan sarapan terlebih dahulu. Menggunakan motor matic, ia langsung tancap gas menuju proyek yang diduga gagal itu.

Bermodalkan informasi dari masyarakat, dia memulai aktifitas Jurnalistiknya, dengan mengumpulkan fakta dan data berdasarkan wawancara.

Setibanya di lokasi, sang pencari fakta itu langsung mencari narasumber utama. Tak lupa, catatan kecil ia bawa untuk mencatat beberapa keterangan atau informasi penting.

Nahasnya, bukan pihak kontraktor yang berhadapan dengannya. Kontributor lepas malah dihadang oleh beberapa orang yang diduga preman, suruhan si bos kontraktor.

Selain itu, ada pula beberapa wartawan dengan menggunakan atribut lengkap. Di kemeja yang mereka pakai, berbagai emblem mereka tempelkan dari mulai tulisan Pers, hingga perusahaan tempatnya bekerja terpampang ramai menghiasi.

“Dari media mana? Proyek ini yang punya kawan saya, jadi jangan asal tayangkan berita. Hati-hati,” tanya salah satu kawanan wartawan bergerombol itu.

Selain itu, nampak beberapa orang berseragam rapih dan menggunakan atribut lengkap, yang mengaku dari organisasi masyarakat (ormas) turut serta menghadapi sang pencari berita.

“Sudahlah, kejadian ini tak usah dipublikasi. Rekan-rekan wartawan yang lain juga sama, mereka itu kondusif. Nanti ikut tandatangan saja, ada ampau dari si Bos,” kata pemimpin ormas itu.

Dengan raut wajah yang lesu, kontributor lugu yang memang faham tentang kode etik jurnalistik itu sejenak terdiam. Tekad kuat dalam hatinya berburu informasi tetap dia pegang teguh. Praktik beking-bekingan ini menjadi penyakit yang harus segera ditanggulangi.

banner 336x280