Dedi menyatakan komitmennya untuk membantu menyelesaikan proyek tersebut.
Ia berharap Alun-Alun Ciamis dapat menjadi ikon baru yang menggambarkan dinamika kota yang modern namun tetap ramah masyarakat.
Selain itu, Herdiat juga mengusulkan pembangunan lapangan road race di atas lahan seluas tujuh hektare guna mencegah balapan liar.
“DED-nya sudah ada, tapi biayanya mencapai Rp60 miliar. Kami butuh dukungan provinsi,” jelas Herdiat.
Menanggapi hal ini, Dedi menyatakan dukungan penuh dan merencanakan alokasi anggaran bertahap hingga 2027.
Ciamis: Potret Toleransi dan Warisan Sejarah
Di tengah diskusi pembangunan, Dedi Mulyadi menyoroti potensi Ciamis sebagai kabupaten toleran.
Desa Susuru di Panawangan menjadi simbol kerukunan antarumat beragama yang dapat menjadi ikon toleransi di Jawa Barat.
“Ini bisa jadi ikon toleransi di Jawa Barat,” kata Dedi.
Sementara itu, Herdiat menggarisbawahi kekayaan sejarah Ciamis, seperti Makam Diah Pitaloka dan Kawali, yang sering menjadi tujuan wisata budaya saat peringatan hari jadi kabupaten.
Prioritas Pembangunan: Sinergi untuk Kemajuan
Dalam menutup pertemuan, Dedi Mulyadi menggarisbawahi pentingnya branding untuk mengangkat citra Ciamis di tingkat nasional.
“Ciamis itu punya potensi besar, dari sejarah hingga keindahan alam. Kita harus buat orang mengenal Ciamis sebagai kabupaten yang istimewa,” ujarnya.
Tiga prioritas utama pembangunan dalam pertemuan tersebut menyepakati:
- Pembangunan Jembatan Cirahong untuk meningkatkan aksesibilitas warga.
- Pengembangan Alun-Alun Ciamis sebagai pusat aktivitas masyarakat.
- Pembangunan Lapangan Road Race untuk memajukan olahraga sekaligus menekan balapan liar.
Dengan kolaborasi erat antara pemerintah kabupaten dan provinsi, semoga Ciamis mampu melangkah lebih jauh sebagai kabupaten yang maju, inklusif, dan berdaya saing tinggi di Jawa Barat.