Menjadi Garda Terdepan Melawan Radikalisme
Budi menilai tantangan ideologis saat ini semakin kompleks, mulai dari ancaman radikalisme, polarisasi politik, hingga komersialisasi organisasi.
Dalam kondisi seperti itu, Pemuda Pancasila emban harapan untuk tetap menjadi benteng utama penjaga kebangsaan.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga Pancasila dari rongrongan ideologi-ideologi asing yang menggerogoti dari dalam?” ujarnya retoris.
Bukan Organisasi Preman atau Alat Politik
Budi juga mengingatkan pentingnya menjaga jati diri organisasi.
Ia menegaskan bahwa Pemuda Pancasila bukan organisasi preman, bukan alat politik praktis, dan bukan pula panggung untuk mencari popularitas.
“Kita ini organisasi ideologis. Maka sikap, cara berpikir, dan tindakan kita harus mencerminkan itu. Jangan sampai kita ikut-ikutan gaduh, justru harus jadi pendingin suasana,” ungkapnya.
Mengajak Generasi Muda Menghidupkan Pancasila
Menutup pernyataannya, Budi mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, bukan sekadar warisan sejarah.
“Pancasila tidak akan berarti apa-apa kalau hanya sebatas teks. Ia hidup jika kita mengamalkannya. Dan kami, Pemuda Pancasila, akan terus menjadi bagian dari barisan yang menghidupkan Pancasila itu sendiri,” pungkasnya.