“Kami harap bapak-bapak polisi yang terhormat segera menumpas peredaran miras dari bumi Tatar Galuh tercinta ini. Atau harus kami, para santri yang bergerak?” geram Andy.
Andy juga menekankan bahwa pengaruh buruk alkohol sangat merugikan, dan jika Polres Ciamis tidak segera bertindak, kejadian serupa akan terus berulang.
“Pengaruh buruk alkohol sangat merugikan, membuat lepas kontrol dan melakukan hal di luar kendali. Kami harap pihak Polres Ciamis dapat menyelesaikan hal ini secepatnya” pungkas Andy.
Respons Kapolres Ciamis
Kapolres Ciamis, AKBP Akmal SH., S.I.K., M.H., merespons dengan menegaskan komitmen kepolisian untuk menegakkan keadilan.
“Kemarin ada kejadian pemerasan terhadap santri oleh terduga oknum preman, kini pelaku sudah kami amankan dan akan kami tindak tegas,” ujar Akmal.
Akmal juga menyatakan bahwa pihaknya akan memeriksa rekaman kamera pengawas untuk mendapatkan bukti valid.
“Kami akan periksa rekaman tersebut, kelihatan dari rekaman yang beredar ada komunikasi dari pelaku dengan korban,” tambahnya.
Terkait dugaan pemaksaan santri untuk meminum miras, Akmal menyebut akan melakukan penyelidikan mendalam.
“Kami akan periksa saksi juga pelaku terkait dugaan pencekokan miras tersebut,” ungkapnya singkat.
Merespons kekhawatiran santri tentang tingginya peredaran miras di Ciamis, Akmal berjanji akan melakukan penelusuran dan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kami akan periksa beberapa saksi di TKP, perdalam keterangan dari pelaku untuk tindakan selanjutnya,” tutup Akmal.
Tuntutan Tegas dari Santri
Para santri mengajukan tiga tuntutan utama kepada pihak kepolisian:
- Hukuman tegas bagi Asep Ceper yang dapat memberikan efek jera.
- Pemberantasan peredaran miras di wilayah Tatar Galuh.
- Kepastian keamanan bagi santri di wilayah Ciamis.
Mereka berharap bahwa dengan adanya tindakan tegas dari kepolisian, kejadian serupa tidak akan terulang dan keamanan di wilayah Ponpes dapat terjamin.
Demikian laporan dari Ciamis, semoga keadilan segera ditegakkan dan keamanan serta ketertiban masyarakat dapat terjaga.
