Dibangun sejak era Presiden Soekarno pada 1963 dan rampung di masa Presiden Joko Widodo, PLTA ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Prabowo sebagai salah satu pilar penting jaringan ketenagalistrikan di Jawa Barat.
PLTA Jatigede akan menyuplai kebutuhan listrik melalui jaringan transmisi 150 kV ke Gardu Induk New Kadipaten dan New Sunyaragi.
Proyek ini juga memperhitungkan kebutuhan irigasi pertanian, sebagaimana dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR.
Manajer PLN Pelaksana Proyek Jawa Bagian Tengah 2, Husni Wardhana, menyatakan optimisme terhadap potensi PLTA Jatigede.
“Debit air Waduk Jatigede cukup stabil, sehingga mampu memenuhi kebutuhan operasional PLTA dan mendukung pertanian,” jelasnya.
Proyek Nasional di 18 Provinsi
Selain PLTA Jatigede, Presiden Prabowo turut meresmikan berbagai proyek strategis di bidang ketenagalistrikan, mencakup pembangkit listrik, transmisi, dan gardu induk. Beberapa proyek unggulan yang diresmikan meliputi:
- PLTGU Jawa 1
- PLTU Kalselteng-2
- PLTS IKN berkapasitas 10 MW
- PLTBm Sadai di Bangka Selatan
- PLTM Ordi Hulu
- PLTA Asahan 3
Jaringan transmisi seperti SUTET 500 kV Muara Karang Baru-Durikosambi dan GITET 500 kV Ampel Boyolali juga menjadi bagian dari proyek ini. Dengan total 26 pembangkit listrik dan 11 proyek transmisi, langkah ini memperkuat distribusi energi listrik di berbagai wilayah Indonesia.
Arah Kebijakan Energi Prabowo
Peresmian proyek-proyek ketenagalistrikan ini mencerminkan fokus Prabowo pada pemerataan pembangunan dan peningkatan ketahanan energi nasional.
Dengan memperluas akses listrik ke pelosok daerah, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pengembangan industri lokal.
“Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk memastikan energi terjangkau dan merata,” tegas Prabowo.
Langkah ini semoga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing nasional, dan memperkuat kemandirian energi Indonesia.