“Voting ini sebelumnya belum pernah ada. Tapi sejak Kongres kemarin, kami mulai mendorong pola baru, yakni e-voting untuk diterapkan lima tahun ke depan,” katanya.
Efisiensi dan Partisipasi Jadi Kunci
Menurut Yuda, e-voting memberikan efisiensi signifikan dalam pengelolaan partai, terutama di wilayah seperti Ciamis yang memiliki banyak daerah terpencil.
Sistem ini memangkas anggaran logistik dan operasional yang biasanya membengkak dalam pemilihan konvensional.
“Kita tahu sendiri, kalau sistem pemilu konvensional, anggarannya luar biasa besar. Tapi dengan e-voting, itu bisa kita tekan,” jelasnya.
Selain hemat biaya, sistem ini juga dia nilai mampu meningkatkan partisipasi kader secara langsung.
Kader tidak perlu hadir fisik ke TPS atau lokasi pemungutan suara lain, tetapi tetap dapat menentukan arah kebijakan partai.
PSI Siap Jadi Pelopor Pemilu Digital Nasional
Yuda optimistis penerapan e-voting di PSI bisa menjadi laboratorium demokrasi digital nasional.
Meski tantangan teknis masih ada, terutama di wilayah pelosok, ia yakin sistem ini bisa menjadi standar baru jika terus dikembangkan dan diuji coba secara sistematis.
“Untuk wilayah tertentu, sangat mungkin kita terapkan. Meski di pelosok perlu penyesuaian. Tapi sistem ini jelas lebih hemat, praktis, dan tetap menjaga legitimasi,” tegasnya.
Membuka Pintu bagi Demokrasi yang Lebih Sehat
Sebagai penutup, Yuda menyatakan bahwa PSI siap menjadi contoh partai yang adaptif terhadap perubahan zaman dan berkomitmen terhadap transparansi serta keterlibatan kader.
“PSI membuka pintu lebar-lebar untuk kader ikut memilih, memutuskan, dan membangun masa depan partai lewat e-voting. Ini bukan sekadar wacana, tapi momentum nyata yang sudah berjalan,” pungkasnya.
Komentar