DiksiNasi, Ciamis – Sidang Paripurna Hari Jadi ke-383 Kabupaten Ciamis yang berlangusng Kamis (12/06/2025) menyisakan perbincangan serius soal etika pemerintahan.
Ketidakhadiran Gitta, istri almarhum Wakil Bupati H. Yana D Putra, dalam forum resmi DPRD itu bukan sekadar kelalaian administrasi.
Namun, menyentuh ranah simbol dan penghormatan terhadap sejarah lokal.
“Ini bukan soal siapa diundang dan siapa tidak. Ini soal nilai, tentang bagaimana kita mengenang dan menghargai mereka yang pernah menjadi bagian penting dari perjalanan daerah,” ujar Eka, tokoh masyarakat Ciamis, mengutip kondusif.com. Jumat, (13/06/2025).
Ketidakhadiran Gitta dalam acara kenegaraan itu disebut banyak pihak sebagai contoh buruknya sensitivitas dalam protokoler pemerintahan.
Terlebih, H. Yana D Putra adalah wakil bupati dua periode yang wafat sebelum pelantikan keduanya menjadi pendamping Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya.
Memudarnya Ingatan Kolektif terhadap Tokoh Daerah
Dalam perspektif tata kelola pemerintahan yang beradab, keluarga dari tokoh yang telah berjasa mestinya tetap mendapat ruang dalam acara-acara simbolik.
Apalagi, almarhum Yana juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Ciamis dari Fraksi PAN selama tiga periode, sejak 2004 hingga 2019.
“Beliau tidak hanya bagian dari eksekutif, tapi juga bagian sejarah legislatif Ciamis. Bagaimana mungkin keluarga beliau tak diundang, sementara mantan anggota DPRD lainnya tetap menerima undangan?” kata Eka.
Ketika simbol penghormatan terhadap sejarah dan tokoh yang berpulang mulai memudar dalam acara resmi, maka ingatan kolektif masyarakat pun perlahan tergerus.
Kritik sebagai Cermin Kepedulian Bukan Konflik Politik
Meski kritik awal datang dari Fraksi PAN DPRD Ciamis, nada yang disampaikan justru memperlihatkan kekhawatiran terhadap etika pemerintahan, bukan sekadar manuver politik.
“Kami yakin ini murni keteledoran panitia. Pak Herdiat sendiri terkenal menjunjung tinggi nilai kebersamaan, termasuk dengan almarhum,” ujar Ramli Mahmud, Ketua Fraksi PAN.
Ia menambahkan, penghormatan terhadap jasa seseorang tidak berhenti saat mereka wafat.
“Simbol-simbol seperti kehadiran keluarga dalam acara resmi merupakan cerminan adab pemerintahan yang berkelas,” katanya.
Fraksi PAN bahkan berencana menyampaikan hal ini secara resmi ke DPD PAN sebagai bahan evaluasi bersama.