DiksiNasi, Ciamis – Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Kabupaten Ciamis, Dr. H. Taufik Gumelar, S.T., MM, turun langsung ke lokasi banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Purwadadi dan Lakbok.
Kunjungan itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moril terhadap masyarakat yang terdampak bencana.
Taufik tidak hanya meninjau titik-titik banjir, tetapi juga menyerahkan santunan dan menyampaikan pesan penting agar warga tetap waspada menghadapi potensi bencana susulan.
“Semoga bencana ini segera teratasi, dan setiap keluarga terdampak selamat serta segera pulih dari bencana ini,” ujar Taufik saat berada di lokasi, Selasa (27/05/2025).
Ia juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan di tengah cuaca ekstrem.
“Warga tetap waspada, serta ikuti arahan dari petugas. Jangan menyepelekan setiap risiko bencana sekecil apa pun itu,” tegasnya.
Kronologi Banjir: Hujan Lebat Picu Genangan Meluas
Banjir yang menerjang Kabupaten Ciamis bermula dari hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut.
Akibatnya, air meluap dan merendam permukiman serta lahan pertanian di dua kecamatan: Lakbok dan Purwadadi.
Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis mencatat, per 27 Mei 2025, dampak banjir semakin meluas.
Ratusan kepala keluarga terdampak langsung, sementara ribuan lainnya terdampak secara ekonomi karena sawah mereka terendam air.
Dampak di Kecamatan Purwadadi dan Lakbok: Ribuan Hektare Sawah Rusak
Di Kecamatan Purwadadi, banjir merendam 1.239 hektare sawah dan memengaruhi 337 kepala keluarga (KK) yang tersebar di tujuh desa.
Berikut rinciannya:
Purwajaya: 187 KK dan 300 ha sawah
Sukamulya: 88 KK dan 314 ha sawah
Sidarahayu: 49 KK dan 250 ha sawah
Karangpaningal: 13 KK dan 290 ha sawah
Tambahan kerusakan terjadi di Kutawaringin (25 ha), Pasirlawang (40 ha), dan Purwadadi (20 ha)
Sementara itu, di Kecamatan Lakbok, 839 hektare lahan pertanian terendam banjir, dan 164 KK terdampak langsung.
Kepala BPBD Ciamis, Ani Supiani, menyebut jumlah petani yang lahannya terendam jauh lebih besar.
“Sebanyak 2.511 kepala keluarga di Kecamatan Lakbok tercatat memiliki lahan sawah yang terendam banjir yang tersebar di 7 desa,” ungkap Ani Supiani.