DiksiNasi, Moskow – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa usulan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina tidak mempertimbangkan kepentingan utama Moskow, terutama terkait masa depan Eropa.
Penolakan tersebut disampaikan melalui taipan Rusia Konstantin Malofeyev dalam sebuah wawancara dengan Financial Times. Senin, (04/12/2024).
“Kami menerima rencana itu, tetapi menyuruhnya mengacau karena tidak ada satu pun yang dapat diterima. Diskusi semacam ini harus mencakup masa depan Eropa dan dunia, bukan hanya Ukraina,” ujar Malofeyev.
Rencana Perdamaian Trump
Menurut laporan Reuters, Trump memiliki tiga rencana untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.
Ketiganya melibatkan Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia dan menghentikan aspirasinya untuk bergabung dengan NATO.
Rencana tersebut dibuat oleh utusan Trump untuk konflik Rusia-Ukraina, Keith Kellogg, bersama Wakil Presiden terpilih J.D. Vance, dan mantan kepala intelijen Richard Grenell.
Proposal ini mengusung strategi “wortel dan hukuman,” di mana Washington mengancam akan menghentikan bantuan militer kepada Kiev jika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak berunding.
Sebaliknya, lebih banyak dukungan militer akan diberikan jika Rusia menolak berdiplomasi.
Namun, Putin menolak rencana tersebut, menegaskan bahwa penyelesaian konflik memerlukan penghapusan akar masalah seperti ekspansi NATO ke timur dan pelanggaran hak-hak penutur bahasa Rusia oleh Kiev.
Zelensky Mulai Melunak?
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampaknya mulai melunakkan sikapnya.
Dalam wawancara dengan Kyodo News awal pekan ini, ia mengindikasikan kemungkinan menyerahkan wilayah yang tidak dapat dia kuasai saat ini kepada Rusia.