Dari Ciamis ke Tasik Menyusuri Jembatan Karangresik dan Sejenak Menatap Tiang Pancang Saksi Perjuangan

DIKSI FEATURE41 Dilihat
banner 468x60

Beruntung rencana musuh tercium lebih dulu oleh pasukan Detasemen Kodongan Divisi Siliwangi. Alhasil bersama masyarakat Tasikmalaya dan sebagian warga Sindangkasih Ciamis, waktu itu sepakat akan menghadang pasukan Belanda di daerah Karangresik.

Pasukan tentara Siliwangi beserta masyarakat akhirnya berkumpul untuk membuat siasat. Di dekat jembatan perbatasan terdapat lereng dan bukit kecil, di sanalah mereka mulai membagi tugas. Sebagian ada yang sembunyi di balik bebatuan, bahkan ada yang sampai menyelam di sungai Citanduy dengan maksud untuk bersembunyi.

banner 336x280

Sementara itu tentara kolonial Belanda datang dengan persenjataan lengkap, malam itu sudah memasuki Sindangkasih. Begitu mereka akan menyeberang ke jembatan Karangresik, pasukan Indonesia langsung menyerbu penjajah hingga pertempuran dengan aksi heroik dari para pahlawan bangsa ini pun terjadi. Peristiwa itu memakan banyak korban jiwa.

Sebagai upaya mencegah pasukan tentara belanda masuk ke Tasikmalaya, pasukan Indonesia akhirnya menghancurkan jembatan Karangresik dan terjadilah peristiwa pemboman yang mengakibatkan jembatan itu roboh berkeping-keping. Sehingga, yang tersisa hanyalah dua tiang pancang besar yang kini menjadi saksi dari peristiwa itu.

“Korban yang tewas dari pasukan Belanda cukup banyak,” kata Sobar, veteran asal kota Tasikmalaya kepada diksinasinews.co.id melalui pesan singkat WhatsApp Senin (29/11/2022).

Pasukan Indonesia, lanjutnya, juga banyak yang gugur kala itu. Tapi balada tentara kolonial tetap yang terbanyak menelan korban jiwa.

Selain korban jiwa, jembatan juga roboh

Pertempuran yang terjadi cukup memakan waktu lama. Ketika pasukan Indonesia sedang menunggu bantuan, ternyata diluar dugaan pasuka musuh tiba kembali di malam hari. Beruntung laskar rakyat dadi Gunungcupu Sindangkasih turun tangan untuk membantu. Belanda pun kocar-kacir dan laskar rakyat berhasil merebut persenjataan tentara belanda.

Di dalam buku Prof. Dr Nina, bala bantuan dari Belanda datang keesokan harinya. Menggunakan pesawat tempur, Belanda melakukan pengeboman di Karangresik. Kolonial memburu tentara dan rakyat, namun sudah tidak ada di Karangresik, karena telah sembunyi ke lokasi lain. Belanda akhirnya pergi, tak bisa masuk ke Kota Tasikmalaya.

 

banner 336x280