3. Terapi PrEP & PEP
PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis): Obat antiretroviral yang diminum atau disuntik sebelum terpapar, menurunkan risiko hingga 99 persen.
PEP (Post-Exposure Prophylaxis): Terapi darurat yang diberikan maksimal 72 jam setelah paparan, berlangsung selama 28 hari.
4. Treatment as Prevention (TasP) – U=U
Penggunaan ART secara konsisten hingga viral load tidak terdeteksi mencegah penularan kepada pasangan.
5. Sunat Medis Sukarela
WHO menyatakan bahwa sunat medis pada pria mampu menurunkan risiko penularan HIV heteroseksual sebesar 38–66 persen di wilayah dengan tingkat endemisitas tinggi.
6. Program Pertukaran Jarum Suntik (NSP)
Memberikan jarum suntik steril kepada pengguna narkotika suntik secara terbukti menekan risiko penularan tanpa meningkatkan angka penggunaan.
7. Edukasi Seks Komprehensif
Selain itu, pendidikan seks yang lengkap dan berbasis kesetaraan gender terbukti meningkatkan penggunaan kondom dan tes Human Immunodeficiency Virus , sekaligus mengurangi infeksi menular seksual (IMS) serta kehamilan tidak terencana.
Kesimpulan
Oleh karena itu, pencegahan Human Immunodeficiency Virus di Indonesia membutuhkan sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, melalui strategi efektif seperti penggunaan kondom, tes rutin, PrEP/PEP, serta edukasi seks. Semakin cepat langkah ini dijalankan, semakin besar peluang memutus rantai penyebaran HIV.
Komentar