Lonjakan Kasus Hepatitis di Indonesia 2025 Tembus 6,5 Juta Orang

Kasus hepatitis di Indonesia meningkat tajam pada 2025.

banner 468x60

DiksiNasi, Jakarta – Kementerian Kesehatan mencatat jumlah pasien hepatitis melonjak signifikan pada 2025, mencapai 6,5 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius karena hepatitis menyerang hati dan berisiko menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Pemerintah bersama tenaga medis memperkuat program pencegahan, edukasi masyarakat, serta memperluas akses vaksinasi. Pemerintah berharap langkah ini mampu menekan laju penularan yang semakin meluas di berbagai daerah.

“Tanpa adanya tindakan efektif, kasus pasien hepatitis kemungkinan akan terus meningkat. Hal tersebut tentu memberikan beban tambahan pada sistem kesehatan dan perekonomian negara,” ujar Prof. Dr. dr. David Handojo Muljono, Sp.PD, pakar penyakit dalam, Selasa (22/07/2025).

Penyebab dan Penularan Hepatitis

Infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, hingga efek samping obat tertentu bisa menyebabkan hepatitis yang langsung menyerang hati. Di Indonesia, hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat karena tingkat penyebarannya yang tinggi.

Beberapa cara penularan hepatitis antara lain:

  • Kontak dengan darah atau cairan tubuh – Hepatitis B dan C kerap menular melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik tidak steril, dan hubungan seksual tanpa pengaman.

  • Makanan dan minuman terkontaminasi – Hepatitis A dan E menyebar lewat makanan mentah atau air tidak higienis.

  • Penularan dari ibu ke bayi – Hepatitis B dapat ditularkan saat persalinan jika tanpa penanganan medis.

  • Kontak sehari-hari – Berbagi sikat gigi, pisau cukur, atau peralatan makan yang tidak steril juga meningkatkan risiko penularan.

Dampak Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Hepatitis bukan hanya menurunkan kualitas hidup, tetapi juga menambah beban ekonomi keluarga dan negara. Hepatitis yang tidak mendapat penanganan sejak dini dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.

Lonjakan kasus yang tercatat hingga 6,5 juta orang menunjukkan perlunya kewaspadaan lebih tinggi, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan daya tahan tubuh lemah.

banner 336x280

Komentar