Mikaela Oen Sosok di balik CEO AlteaCare, Trah Kalbe yang Makin Serius di Bidang Kesehatan

Menurutnya, AlteaCare dihadirkan untuk menjadi gerbang digital bagi para pemain offline di industri kesehatan. Pihaknya membuka kerjasama dengan rumah sakit, klinik, hingga laboratorium.

“Digital bagi mereka mungkin bukan keahliannya, atau tidak bisa banyak investasi di digital. Nah, kami bisa menjadi mitra bagi mereka supaya membuka potensi dunia digital mereka,” kata CEO AlteaCare itu.

Meskipun terhitung sebagai pemain baru di ranah telemedicine, AlteaCare muncul dengan diferensiasi yang cukup kuat. Ketika platform sejenis umumnya mengandalkan fitur chat dengan dokter umum, AlteaCare menghadirkan fitur video call dan menghadirkan dokter-dokter spesialis.

“Pembeda kami adalah bisa video call dengan dokter spesialis. Masyarakat di luar Jakarta, misalnya, yang mau ke spesialis tetapi di daerahnya tidak ada, bisa konsultasi dulu di AlteaCare sehingga kami berperan sebagai penghubung dalam membantu rumah sakit mencari pasien baru,” Mikaela menjelaskan.

AlteaCare menjalin kerjasama langsung dengan manajemen rumah sakit sehingga platformnya bisa terintegrasi dengan sistem rumah sakit. Hal ini memungkinkan pasien bisa mendapatkan pelayanan yang utuh. Pasien tidak perlu lagi mengurus sendiri hal seperti tebus obat atau jadwal tindakan secara terpisah.

Untuk membangun tim yang solid, Mikaela membagi tiga divisi utama: tim medis, marketing, dan produk. Pengalaman kerja lintas bidang itu membuatnya mengerti tentang work culture yang cocok bagi perusahaannya.

Dalam mengelola karyawan yang saat ini berjumlah 50 orang, dia menerapkan sprint cycle untuk urusan proses. “Jadi, setiap dua minggu ada perkembangan pada setiap produk. Biasanya ada masukan dari divisi medis terkait business side, kemudian akan ditindaklanjuti oleh tim produk. Ini kami lakukan supaya bisa lebih cepat dan gesit,” paparnya.

Dalam kurun waktu kurang dari setahun, pengguna AlteaCare yang terdaftar telah mencapai 100 ribu, dan telah memiliki lebih dari 30 mitra di industri kesehatan. Adapun Mitra Keluarga saat ini menjadi mitra strategis. Mikaela mengatakan, walaupun AlteaCare merupakan pilot project Mitra Keluarga perihal konsultasi dan integrasi sistem, tapi saat ini entitasnya terpisah dari Mitra Keluarga.

Untuk menaklukkan tantangan ke depan, CEO AlteaCare ini menyampaikan, dalam satu sampai dua tahun ini pihaknya akan mengakuisisi mitra sebanyak mungkin, baik rumah sakit maupun mitra offline lainnya, termasuk perusahaan asuransi besar.

“Strategi kami, bermitra dengan rumah sakit. Selain itu, kami juga menjalin hubungan dengan komunitas pasien, seperti komunitas penyintas diabetes dan penyintas Covid-19,” ungkapnya.

Di luar semua strategi itu, satu hal yang akan terus dipegangnya dalam menjalankan bisnis adalah pesan dari sang ayah untuk keep it simple, live humbly, dan bekerja keras menjauhi sifat manja.

“Ayah adalah mentor bagi saya. Saya sangat menghormati pemikiran beliau, termasuk dalam mendukung saya tentang inovasi baru,” ungkap Mikaela. (*)