DiksiNasi, Ciamis – Ketergantungan anak-anak terhadap gadget kini mulai dirasakan nyata di Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Hampir setiap sudut desa, orang tua bisa dengan mudah menemukan anak yang sibuk menatap layar gawai ketimbang bermain di luar rumah.
Fenomena ini tidak hanya mengganggu interaksi sosial, tetapi juga memengaruhi konsentrasi belajar mereka.
“Banyak anak yang sulit memahami pelajaran saat kami lakukan bimbingan belajar. Mereka mudah terdistraksi dan kurang fokus,” ungkap salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Darussalam (UID) Ciamis yang bertugas di Desa Utama. Sabtu, (23/08/2025).
Mahasiswa Jadi Penggerak Edukasi
Melihat kondisi itu, tim KKN UID Ciamis menggagas Workshop Parenting dengan tema “Mengatur Screen Time untuk Tumbuh Kembang Optimal Anak”.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Desa Utama ini mengajak orang tua untuk lebih aktif mengawasi penggunaan gadget di rumah.
Para mahasiswa menilai, tanpa keterlibatan orang tua, anak-anak berpotensi makin terjebak dalam kecanduan gawai.
Karena itu, mereka menjadikan workshop ini sebagai ruang dialog bagi guru dan orang tua tentang pentingnya kontrol dalam keluarga.
Bahaya di Balik Layar
Dalam kesempatan tersebut, Yelia Ahya Robby, S.Pd., M.Pd., dosen UID Ciamis yang hadir sebagai narasumber, mengingatkan bahaya serius dari penggunaan gadget tanpa batas.
“Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif pada anak adalah kebiasaan penggunaan gadget yang tidak terkontrol. Contohnya, menonton video pendek secara berlebihan bisa mengganggu fokus dan daya pikir anak dalam jangka panjang,” ujarnya.
Tak hanya kognitif, anak-anak yang terlalu lama bermain gadget juga rawan mengalami gangguan fisik seperti obesitas, kurang nafsu makan, dan pola tidur yang berantakan.
Lebih dari itu, akses ke konten yang tidak sesuai usia juga makin terbuka lebar.
“Saya lebih baik disebut sebagai ibu yang protektif, daripada membiarkan anak tenang hanya karena bermain dengan gadget-nya,” tegas Yelia.