“Dengan sentuhan kekinian, kami berharap batik bisa menjadi bagian dari gaya hidup kaum milenial,” kata Budi.
Festival ini juga menampilkan motif-motif batik klasik seperti Rereng Sintung dan Ciung Wanara.
Kedua motif ini mengandung nilai sejarah dan filosofi yang kaya, mencerminkan keindahan alam dan budaya Ciamis yang unik.
Tantangan dan Harapan untuk Pengembangan Batik
Meski batik Ciamisan mulai bangkit kembali, tantangan besar masih ada, terutama persaingan dengan batik cetak yang lebih murah dan mudah dalam pelaksanaan produksi.
Menurut Budi Kurnia, kendala ini bisa teratasi dengan mendukung penuh para pengrajin batik tulis lokal.
“Kami berharap para pengrajin batik tulis di Ciamis bisa terus berkembang dan mendapatkan dukungan yang layak,” tambahnya.
Budi juga menegaskan bahwa keindahan batik Ciamisan bukan hanya terletak pada motifnya, tetapi juga pada teknik pembuatannya yang rumit, khususnya dalam batik tulis yang memerlukan keterampilan tinggi.
Penguatan Ekonomi Lokal Melalui Batik
Selain untuk melestarikan budaya, Ciamis Batik Fest juga bertujuan meningkatkan perekonomian daerah.
Hingga saat ini, lebih dari 80 motif batik yang sudah mendapatkan hak paten.
Pemkab Ciamis, berusaha menjadikan batik lokal sebagai produk unggulan yang bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Budi Kurnia berharap, melalui festival ini, pasar batik Ciamisan dapat tumbuh dan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Jika pasar batik kita berkembang, para pengrajin dan desainer batik di Ciamis akan lebih bersemangat untuk berkarya,” pungkasnya.
Masa Depan Batik Ciamisan
Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan pelaku industri, Batik Ciamisan semoga dapat kembali berjaya seperti masa keemasannya pada era 1960-1970-an.
Ciamis Batik Fest 2024 menjadi tonggak penting untuk membangun kesadaran publik akan pentingnya melestarikan warisan budaya ini.
Di masa depan, batik Ciamisan tidak hanya akan menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga ikon yang mampu bersaing di pasar global.