DiksiNasi, CIAMIS — Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menegaskan komitmennya terhadap penerapan kebijakan jam malam pelajar sebagai bagian dari upaya menjaga moral generasi muda.
Namun, ia juga mengingatkan agar setiap pernyataannya dipahami secara utuh, bukan sepotong-sepotong yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik.
“Jam malam memang ada instruksi untuk diterapkan bagi anak-anak sekolah. Tapi soal pembinaan di barak militer, saya tegaskan, jangan potong-potong statemen saya, nanti jadi salah arti di masyarakat,” ujar Herdiat usai memimpin upacara Hari Lahir Pancasila di halaman Pendopo. Senin, (02/06/2025).
Pembinaan Pelajar: Militer Bukan Satu-satunya Solusi
Pernyataan Herdiat, muncul menyusul berkembangnya isu bahwa Ciamis terkesan menolak kebijakan Gubernur Jabar tentang Barak Militer.
Herdiat membantah hal tersebut secara tegas.
Menurutnya, Ciamis belum memiliki fasilitas barak militer yang layak untuk program semacam itu.
“Kalau memang fasilitasnya tidak tersedia, kita bisa menggunakan pesantren sebagai alternatif pembinaan karakter. Yang penting itu proses perubahan perilaku, bukan tempatnya,” katanya.
Ia mengingatkan agar media maupun masyarakat tidak mengambil sepotong kalimat dari pernyataannya dan menyebarkannya tanpa konteks yang benar.
Instruksi Jam Malam Segera Dikoordinasikan
Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 51/PA.03/DISDIK tentang pemberlakuan jam malam bagi pelajar, Pemkab Ciamis berencana mengundang para kepala sekolah dan kepala desa untuk menyusun strategi teknis pengawasan.
“Kepala desa dan kepala sekolah punya peran penting dalam pengawasan anak-anak di lingkungan mereka. Kami akan koordinasikan semuanya secepatnya,” ujar Herdiat.
Kebijakan jam malam ini mewajibkan pelajar sudah berada di rumah maksimal pukul 21.00 WIB, sebagai langkah preventif terhadap kenakalan remaja dan penyalahgunaan waktu malam hari.
Komentar