Namun, ada juga kritik yang menyatakan bahwa tindakan Sokal tidak etis dan merusak kepercayaan terhadap publikasi akademis.
Eksperimen ini kemudian terkenal sebagai “Sokal Hoax” dan menginspirasi diskusi luas tentang standar penerbitan akademis, khususnya dalam bidang studi budaya dan kajian pascastrukturalis.
Buku yang dia tulis bersama Jean Bricmont, berjudul “Fashionable Nonsense: Postmodern Intellectuals’ Abuse of Science”.
Sokal, lebih lanjut mengeksplorasi kritik terhadap penyalahgunaan terminologi ilmiah dalam bidang sosial dan humaniora.
Legacy Alan Sokal
Alan Sokal terus berkarier dalam bidang fisika dan juga menulis tentang isu-isu epistemologis.
Karyanya, tidak hanya menyumbang pengetahuan pada bidang fisika.
Sokal secara tidak langsung, memberikan pelajaran penting tentang integritas akademis dan pentingnya kritik yang sehat terhadap penerbitan akademis.
Hingga kini, Sokal tetap menjadi figur penting dalam diskusi tentang batas-batas antara ilmu pengetahuan dan humaniora.
Sebagai seorang ilmuwan, Sokal berhasil memprovokasi dunia akademis untuk introspeksi.
Mengajak untuk menilai kembali, standar dan proses yang memastikan keabsahan serta kualitas pengetahuan yang terpublikasikan.
Eksperimen sosialnya tidak hanya membongkar kelemahan sistem, tetapi juga mendorong peningkatan kejelasan dan kejujuran dalam publikasi akademis di masa depan.
Sumber
- Sokal, Alan D. (1996). “Transgressing the Boundaries: Towards a Transformative Hermeneutics of Quantum Gravity”. Social Text.
- Sokal, Alan D. (1996). “A Physicist Experiments with Cultural Studies”. Lingua Franca.
- University College London Faculty Page.