DiksiNasi, Ciamis – Pada 16 Oktober 1846, dunia medis menyaksikan tonggak sejarah penting di Massachusetts General Hospital, Boston.
Seorang dokter gigi muda bernama William Thomas Green Morton berhasil mendemonstrasikan penggunaan eter sebagai anestesi umum dalam operasi pengangkatan tumor leher pasien Gilbert Abbott.
Peristiwa ini menandai kelahiran anestesi modern dan membuka jalan bagi revolusi dalam dunia pembedahan.
Jejak Awal Anestesi: Dari Mandragora hingga Eter
Konsep anestesi bukanlah hal baru.
Sejak abad pertama Masehi, Dioscorides, seorang filsuf Yunani, mencatat penggunaan tanaman mandragora untuk menghilangkan rasa sakit.
Namun, baru pada abad ke-19, ilmuwan seperti Joseph Priestley dan Humphry Davy mulai meneliti gas-gas seperti nitrous oxide dan eter untuk keperluan anestesi.
Sebelum Morton, Horace Wells telah mencoba menggunakan nitrous oxide sebagai anestesi dalam pencabutan gigi pada tahun 1844.
Sayangnya, demonstrasi publiknya di Boston tidak berhasil, membuat nitrous oxide kurang mendapat penerimaan sebagai anestesi bedah.
Morton dan Revolusi Anestesi
William T.G. Morton, lahir pada 9 Agustus 1819 di Charlton, Massachusetts, awalnya adalah seorang dokter gigi yang mencari cara untuk mengurangi rasa sakit pasiennya.

Setelah mempelajari sifat anestetik eter dari Dr. Charles T. Jackson, Morton melakukan serangkaian eksperimen pada hewan dan dia sendiri.
Puncaknya adalah demonstrasi sukses pada 16 Oktober 1846, yang kemudian terkenal sebagai “Ether Day”.
Meskipun berhasil, Morton juga menghadapi kontroversi mengenai klaim penemuan anestesi dengan Jackson dan Wells.
Upayanya untuk mematenkan penggunaan eter sebagai “Letheon” juga menuai kritik dari komunitas medis yang menilai tindakan tersebut tidak etis.
Dr. John Collins Warren, ahli bedah yang melakukan operasi pada demonstrasi Morton, menyatakan: