“Ini bukan hanya tentang saya, tetapi semua pemain dan dukungan dari tribun,” katanya, mengakui kontribusi tim dan suporter dalam setiap gol yang terjadi.
Di sisi lain, Amran, pelatih kepala Labura Hebat FC, mengakui timnya kehilangan momentum setelah gol penyamaan PSGC.
“Kami harus fokus penuh untuk pertandingan terakhir, itu adalah laga hidup mati bagi kami,” katanya.
Dicky, menegaskan bahwa timnya akan berusaha keras untuk memenangkan tiket terakhir ke babak 32 besar.
Kritik juga muncul dari kapten Labura Hebat FC terhadap beberapa keputusan wasit yang dia anggap berpengaruh terhadap strategi bermain mereka.
“Kami harus bermain lebih hati-hati karena takut pelanggaran, beberapa keputusan wasit mempengaruhi cara kami bermain,” katanya.
Victory lap PSGC tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga simbol kekuatan hubungan antara tim dan pendukungnya.
Sebuah fondasi yang mereka harapkan dapat membawa mereka lebih jauh di kancah sepak bola Indonesia, PSGC Ciamis Menuju Liga 2.