Part 72: 271 T Dihukum 6,5 Tahun, Sampean Waras?

Samsul dan Dodo hanya terdiam melihat Mama Rohel mondar-mandir memikirkan rasa keadilan di negeri Pak Joko.

banner 468x60

DiksiNasi, Cikarohel – Mama Rohel termenung sendiri di kebun pisang Raja Bulu.

Ia baru saja membaca berita dari negeri mancanegara bahwa ada seorang koruptor senilai Rp271 triliun yang dapat hukuman 6,5 tahun penjara.

Sang koruptor bernama Harvey Mois itu sama sekali tidak gentar dengan hukuman yang hanya enam tahunan itu.

“Aing mah teu ngarti kumaha pepikiranana para hakim! Meni reseup pisan main diskon hukuman. Naha ieu téh dagang pasal?” umpat Mama Rohel, kesal melihat arogansi para penjahat korupsi.

Samsul dan Dodo hanya terdiam melihat Mama Rohel mondar-mandir memikirkan rasa keadilan di negeri Pak Joko.

Katanya Pak Bowo mau tegas dan tegak lurus, kok masih ada hakim yang mengobral diskon hukuman.

“Sul, cuang ka Batavia! Hayu urang Galuh unjuk rasa ka Batavia. Hukum mati koruptor! Siapkan Keris Empu Gandring agar tujuh keturunan Harvey Mois tidak hidup lagi. Keris antikorupsi khas Galuh, bawa, Sul!” ujar Mama Rohel.

Mama Rohel bangkit dan pulang ke rumah untuk bersiap menuju Batavia.

Kuda Sembrani sudah diberi makan yang cukup.

Darah Mama Rohel menggelegak bagaikan semangat Sultan Agung Mataram yang hendak menghancurkan VOC Belanda.

“Bukan hanya koruptor yang kita eksekusi mati dengan Keris Empu Gandring, tapi juga para hakim yang tidak adil. Seret ke alun-alun kota Batavia! Potong lidah dan tangannya agar para hakim lain berpikir ulang,” ujar Mama Rohel geram.

Di luar Mama Rohel, para sesepuh Sunda Wiwitan juga geram mendengar hukuman ringan bagi koruptor.

banner 336x280