Ki Sumanta, begitu orang memanggilnya, terpanggil untuk ikut unjuk rasa.
Ki Sumanta akan membawa Keris Setan Kober, pemangsa darah para penjahat.
Pada zaman kerajaan, Keris Setan Kober dapat terbang sendiri mencari mangsa tanpa pernah meleset.
Penyerbuan ke Batavia
Dupa mulai dinyalakan.
Asap mengepul ke langit.
Para warga Kampung Cikarohel mencium bau dupa yang wangi.
Ki Sumanta mencabut Keris Setan Kober dan berkomat-kamit membaca mantra.
“Niat ingsun matak ajiku, Keris Setan Kober, aing teu ridho teu ikhlas eta Harvey Mois dapat hukuman ringan. Cucup otakna, hisap darahna, ulah aya keturunanana. Caag… hiber siah ka Batavia!” ucap Ki Sumanta.
Keris Setan Kober terbang di langit Galuh bagaikan drone kamikaze menuju Batavia.
Si khodam Setan juga nampak bergembira, “Hahaha! Siah arek dimangsa ku aing, Mois! Modar siah, Mois!”
Ki Sumanta tampaknya tidak ikut rombongan Mama Rohel, tetapi mengutus jurig Setan Kober.
Sementara itu, Mama Rohel, demi jihad membela kebenaran dan keadilan, akan bertarung langsung melawan koruptor dan hakim jahat.
Mama Rohel meminjam pusaka Keris Empu Gandring dari turunan Ken Arok, si Raja Singosari.