Part 152: Mukmin yang Dermawan

Mama Rohel menghela napas sejenak, lalu menyeruput kopi liberika kiriman dari Kalimantan.

banner 468x60

DiksiNasi, Cikarohel – Dialog antara Mama Rohel dan Iblis telah usai.

Iblis pun pergi dengan hati muram dan kecewa.

Pagi ini, Mama Rohel kembali mengaji.

Tema kajiannya masih seputar kedermawanan.

“Anak-anakku, tadi Mama kedatangan Iblis yang menyampaikan keberatannya terhadap gerakan sedekah. Pagi ini, kita bahas bagaimana Allah mengapresiasi orang yang dermawan,” ujar Mama Rohel mengawali pengajiannya.

Samsul terlihat lebih berisi sejak menekuni pertanian padi organik.

Ia sudah lama tidak mengikuti pengajian kitab tasawuf.

Waktunya lebih banyak dihabiskan di sawah milik Mama Rohel untuk bertani secara organik.

Pagi ini, ia memutuskan ikut pengajian karena tema yang dibahas cukup menarik.

“Jadi, bagaimana bentuk apresiasi Allah terhadap mukmin yang dermawan, Ma?” tanya Samsul dengan nada serius.

Mama Rohel menghela napas sejenak, lalu menyeruput kopi liberika kiriman dari Kalimantan.

“Nabi bersabda, ‘Jauhilah celah kejatuhan orang dermawan.’ Orang yang dermawan dan suka membantu sesama memang rentan melakukan kesalahan,” kutip Mama Rohel dari sebuah hadis.

“Bagaimana cara menjauhinya, Ma?” timpal Samsul, masih belum mengerti.

“Kamu harus memejamkan mata terhadap kesalahan orang yang dermawan. Sebab, ketika mereka terjatuh dalam kesalahan, saat itu juga Allah membimbing mereka kembali ke jalan yang benar,” jawab Mama Rohel lembut.

Mama Rohel kembali menyeruput kopi.

Dalam benaknya, ia teringat beberapa orang kaya yang sering terselamatkan dari bahaya karena kemurahan hati mereka.

“Iblis paling benci pada mukmin yang dermawan. Tapi malaikat pembawa rahmat sangat menyukainya, sampai-sampai mereka menjadi utusan untuk menjaga orang itu. Allah membimbing hamba yang dermawan menuju jalan kebajikan,” tutur Mama Rohel, mengakhiri pengajian pagi itu.

banner 336x280