Bagian 160: Kau Pergi dalam Senyap

banner 468x60

“Budi Kurnia itu santri kesayangan KH Irfan Hilmi. Ia masuk ke dunia birokrasi atas restu sang kiai, demi membawa pesan dakwah. Islam dan budaya wisata ia sulap menjadi literasi hidup dalam keseharian orang Galuh.”

Pergi dalam Senyap

Dodo dan Ajengan Duleh terdiam.

Mereka membayangkan sosok Budi Kurnia—yang pernah mendapat ujian dengan kehilangan anaknya, dan sempat viral karena berita gagalnya membina Mojang Jajaka.

Ajengan Duleh kembali bertanya, mencoba mencari makna lebih dalam.

“Mama, apakah karena Galuh tak memberinya ruang untuk berkarya, ia akhirnya memilih ke Jawa Barat? Atau ini justru semacam perjalanan spiritual setelah semua luka yang ia alami?”

Mama Rohel mengangguk pelan sebelum menjawab.

“Ini adalah titirah bersejarah. Budi Kurnia menerima takdirnya, lengkap dengan segala risikonya. Ikon wisata yang ia bangun kini telah ia tinggalkan. Dalam karier, ini adalah operasi senyap. Ia mundur dari panggung tanpa melukai siapa pun. Diam, tanpa publikasi, tapi hari ini ia sudah hijrah. Bupati Herdiat kini kehilangan lawan sparing di lingkup birokrasi Ciamis.”

banner 336x280

Komentar