Sudah lama Nyi Imas tidak membersamai abahnya karena sedang menimba ilmu di Mesir.
“Jadi, apa yang salah di negeri sebelah, Bah?” tanya Nyi Imas.
Mama Rohel menjawab, “Dulu para pendiri negeri mengagungkan Sumpah Palapa Gajah Mada. Majapahit selalu menjadi ikon dan barometer Nusantara. Padahal sesungguhnya, kejatuhan Majapahit terjadi akibat perilaku pemimpinnya yang korup dan merusak negeri sendiri.”
Sementara itu, belum ada yang sanggup menaklukkan Kerajaan Sunda Galuh baik oleh Majapahit atau kerajaan lainnya.
Kekuasaan Sunda Galuh bertahan hingga tujuh abad sejak hilangnya Galuh di Karangkamulyan.
Kerajaan Galuh Pajajaran ngahiang selama tujuh abad terakhir akibat peperangan dengan Banten, yang masih satu rundayan dengan Cirebon.
“Tahun 1400 M, Putra Prabu Siliwangi, Pangeran Walangsungsang, membangun peradaban baru dengan mendirikan Kesultanan Cirebon, yang bertahan hingga tujuh abad sekarang. Tahun 2024 ini menjadi momentum kebangkitan tujuh abad yang akan datang. Siapakah anak raja dan sultan Nusantara yang akan membangun peradaban baru?” tanya Mama Rohel dalam hati.
Kutukan Sumpah Gajah Mada yang gagal ini, diabadikan di daerah Ciomas Panjalu.
Ada sebuah makam tua yang tidak boleh siapa pun menjamahnya, apalagi keturunan Sunda Galuh.
Konon, menurut cerita, di sana adalah kuburan kepala Gajah Mada.
Ini adalah sebuah kutukan dari karuhun Galuh untuk mengubur keangkuhan Gajah Mada.