Kemenangan Kotak Kosong: Tanda Ketidakpuasan Publik terhadap Partai Politik

Fenomena ini mencerminkan semakin menguatnya kartel politik di berbagai tingkat, baik pusat maupun daerah, dan menunjukkan bahwa partai politik tidak lagi memprioritaskan kaderisasi serta meritokrasi dalam mencari pemimpin berkualitas.

banner 468x60

Calon tunggal kerap mendapat anggapan sebagai “duri dalam demokrasi,” dan secara langsung mencerminkan ketidakmampuan partai dalam melakukan kaderisasi yang baik.

Partai politik, yang seharusnya menjadi pilar utama demokrasi, justru terjebak dalam praktik politik dagang sapi dan dinasti.

banner 336x280

“Fenomena ini adalah kegagalan partai dalam membentuk calon pemimpin yang kredibel,” jelas Gilang Yulian Rakasiwi, pengamat politik dari Badko HMI Jawa Barat.

Ia menambahkan, “Bahkan, kotak kosong sebagai pesaing calon tunggal merupakan penghinaan bagi partai politik yang seharusnya membawa aspirasi rakyat.”

Pada Pilkada 2020, kemenangan calon tunggal menunjukkan betapa lemahnya daya kritis publik terhadap sistem ini.

Namun, sesungguhnya rakyat memiliki opsi untuk melawan dengan memilih kotak kosong.

Jika suara kotak kosong melebihi 50 persen, maka calon tunggal tidak bisa jalani pelantikan, yang berarti partai politik dan para politikusnya akan mengalami kekalahan telak.

Kemenangan kotak kosong ini menjadi sinyal kuat bagi partai politik bahwa mereka harus segera berbenah dan mendengarkan suara rakyat.

Jika tidak, demokrasi Indonesia akan terus mengalami kemunduran, dan partai-partai besar akan kehilangan kepercayaan publik.

Penulis: Gilang Yulian Rakasiwi_Advance Training_Badko Jabar
banner 336x280