“Kebijakan publik manjadi panggung akting. Sayang sekali masyarakat harus jadi audiens,” tulis akun Facebook yang menyebarkan tangkapan layar penampilannya di acara pencarian jodoh ANTV.
Warganet Mempertanyakan Motif dan Identitas
Banyak komentar juga menuding bahwa Aura memanfaatkan isu sosial demi menaikkan popularitas.
“Katanya nggak mampu, tapi konten makeup jalan terus. Endorse jalan. Jadi mana yang asli, mana yang drama?” ujar akun TikTok dengan ribuan likes.
Sebagian lain bahkan menyarankan agar Aura meminta maaf karena menganggapnya memanipulasi simpati publik.
“Kalau mau protes, jangan bawa-bawa kemiskinan kalau gaya hidupmu lebih dari cukup. Ini menipu rasa empati publik,” kata seorang pengguna X.
Citra yang Terpuruk di Mata Publik
Ketimbang menjadi pejuang keadilan, Aura kini lebih terkenal sebagai simbol kontroversi.
Netizen tak ragu menyebutnya sebagai “aktris gagal yang menjual air mata.”
Banyak pula yang merasa jengah dengan narasi korban yang ia bangun.
“Dia bikin semua orang malas percaya sama suara remaja. Ini bukan keberanian, ini manipulasi,” tulis akun anonim yang menyertakan bukti tangkapan layar penampilan Aura di beberapa stasiun TV.
Akhir dari Dukungan, Awal dari Skeptisisme
Nama Aura Cinta mungkin masih ramai menjadi perbincangan, tapi bukan karena dukungan.
Kini ia lebih sering muncul dalam konteks ironi—seorang yang berteriak soal keadilan, namun rekam jejaknya membuat publik ragu.
Di era keterbukaan digital, kebenaran tak bisa dikurasi, dan opini publik pun tak bisa dikendalikan.
Sebagaimana kata seorang netizen: “Aura Cinta telah kehilangan simpati publik. Sekarang dia hanya jadi pelajaran: bahwa pencitraan tanpa kejujuran adalah bumerang.”
Komentar