Demonstrasi Mahasiswa Meluas, Krisis Konstitusional dan Kecaman Terhadap DPR Terus Meningkat

Media internasional seperti Time melaporkan bahwa kerusuhan ini mencerminkan kemarahan rakyat terhadap keputusan DPR yang mengabaikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

banner 468x60

Beberapa mahasiswa mengalami kekerasan fisik, sementara tiga anggota polisi dilaporkan terluka akibat lemparan batu.

Krisis Konstitusional di Mata Media Asing

Media asing juga menyoroti situasi ini dengan tajam. Channel News Asia (CNA) melaporkan bahwa krisis ini mencerminkan ancaman serius terhadap demokrasi Indonesia, yang disebut sebagai demokrasi terbesar di dunia.

banner 336x280

Menurut CNA, Jokowi tengah menghadapi kritik keras atas upayanya yang dianggap sebagai konsolidasi kekuasaan menjelang akhir masa jabatannya.

“Jokowi menghadapi kritik yang semakin meningkat mengenai apa yang dikatakan para analis sebagai upaya untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya sebelum ia lengser pada bulan Oktober ini,” tulis CNA.

Sementara itu, Straits Times dari Singapura memperingatkan bahwa revisi UU Pilkada, jika mendapat pengesahan, akan mengancam demokrasi di Indonesia.

Eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, mengingatkan bahwa kesempatan bekerja di Indonesia akan hilang jika demokrasi tidak ada yang menjaga.

“Mari kita berjuang bersama,” kata Lembong dalam aksinya melawan DPR.

Peringatan Darurat dan Tuntutan Mahasiswa

Gerakan mahasiswa yang menamakan diri mereka sebagai ‘Peringatan Darurat Indonesia’ menyerukan agar DPR menghormati putusan MK dan menghentikan segala upaya untuk merevisi UU Pilkada.

Aulia Thariq Akbar, Presiden BEM Universitas Airlangga, mendesak DPRD Jawa Timur untuk segera bertindak.

“Jangan hanya omong kosong. Kami menuntut kepastian,” tegasnya.

Mahasiswa menuntut agar Presiden Jokowi menghentikan campur tangan politiknya dan mendesak KPU untuk mematuhi putusan MK.

Para Mahasiswa juga mengharapkan DPRD di seluruh Indonesia untuk menolak upaya revisi UU Pilkada yang mereka nilai menciderai demokrasi.

Penutup

Aksi demonstrasi ini bukan hanya tentang penolakan revisi UU Pilkada, tetapi juga merupakan cerminan ketidakpuasan publik terhadap arah politik di Indonesia.

Dengan situasi yang semakin memanas, perhatian dunia kini tertuju pada Indonesia, menunggu bagaimana negara ini akan mengatasi krisis konstitusional yang sedang berlangsung.

banner 336x280