Guswanto menekankan bahwa pertumbuhan awan hujan sangat tergantung pada dinamika atmosfer, yang sulit terprediksi dengan pasti. Meskipun begitu, BMKG selalu berupaya untuk memantau pertumbuhan awan hujan dan memberikan informasi secara daring melalui situs resmi mereka.
“Pertumbuhan awan ini (berubah-ubah), sangat tergantung dinamika atmosfer,” kata Guswanto.
Baca Juga
Sebelumnya, hujan buatan berhasil mengguyur sebagian wilayah Jabodetabek pada Minggu (27/8/2023) sore hingga malam hari, hasil dari penerapan TMC.
Namun, tantangan dalam menjaga kualitas udara yang baik di Jakarta masih besar, dan langkah-langkah komprehensif yang menargetkan sumber-sumber polusi udara perlu menjadi prioritas. Seiring teknologi terus berkembang, kita harus terus memantau dan mengevaluasi efektivitas inisiatif hujan buatan ini dalam memperbaiki kualitas udara di ibu kota.