“Kerahkan 50 Ribu Orang, Saya Hadapi!” — Tantangan Bupati Pati yang Picu Amarah Warga

Naikkan Pajak Hingga 250 Persen, Sadewo Tantang Masyarakat Pati

banner 468x60

DiksiNasi, PATI — “Jangan cuma lima ribu, suruh 50 ribu orang demo, saya tidak akan gentar!”

Kalimat itulah yang keluar dari mulut Bupati Pati, Sudewo, saat menanggapi gelombang penolakan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.

Ucapan bernada menantang ini viral di media sosial dan menyulut kemarahan publik.

Sudewo tidak hanya menyampaikan pernyataan itu dalam forum internal, tetapi juga terekam dalam video yang diunggah akun TikTok @ekokuswanto09.

@ekokuswanto09 Bupati Pati sudewo disoraki warga ketika melintas di posko penggalangan donasi untuk demo kenaikan PBB p2 di barat alun alun Pati. Hal itu terjadi ketika bupati dan istri melambaikan tangan saat mengikuti kirab boyongan peringatan hari jadi Pati ke 702. Tak hanya bupati, plt sekda Pati riyoso juga mendapat sorakan dari warga. #fyp #viral #bupati #sudewo #demopbbp2 #demo #demopjak #kaapinfo #infopati #bupatipati #fyppppppppppppppppppppppp #foryou #infopati ♬ suara asli – EKO

Dengan nada tegas, ia berkata, “Saya tidak akan mundur satu langkah pun. Saya instruksikan semua aparatur Pemkab Pati tidak boleh tawar-menawar dengan siapa pun.”

Alih-alih meredam, pernyataan Sudewo justru memprovokasi.

Warga dari berbagai penjuru Kabupaten Pati merapatkan barisan.

Mereka menilai ucapan Bupati tidak mencerminkan sikap negarawan, melainkan arogansi penguasa.

Kebijakan Pajak Meledak, Rakyat Tercekik

Kemarahan warga bermula dari keputusan Pemerintah Kabupaten Pati menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen.

Keputusan itu diumumkan pada 18 Mei 2025, usai pertemuan antara Sudewo, para camat, dan Pasopati (Paguyuban Kepala Desa).

Sudewo berdalih, PBB di Pati tidak pernah naik selama 14 tahun dan masih kalah jauh dari daerah tetangga seperti Jepara dan Kudus.

“Pati hanya Rp 29 miliar. Di Jepara bisa Rp 75 miliar. Ini tidak sehat,” ucapnya dalam keterangan resmi.

Namun, rakyat punya pandangan berbeda.

Mereka menganggap kenaikan itu terlalu drastis dan dilakukan tanpa sosialisasi yang memadai.

Para petani, UMKM, hingga buruh desa mengaku tercekik dengan lonjakan tagihan pajak.

Dari PMII ke Aliansi Rakyat: Perlawanan Terstruktur

Gelombang protes, bermula dari aksi mahasiswa PMII Pati pada 3 Juni 2025.

Mereka berdiri di depan Kantor Bupati menuntut pencabutan kebijakan.

Namun, Sudewo enggan menemui langsung demonstran.

Aksi pun memanas, disertai pembakaran ban dan ketegangan dengan aparat.

Rakyat kemudian membentuk Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.

Posko logistik bermunculan di berbagai titik, salah satunya di Alun-Alun Simpang Lima.

Sumbangan air mineral, telur, dan mi instan mengalir deras dari warga.

Rencana aksi akbar menurut jadwal, akan berlangsung pada 13 Agustus 2025.

“Ini bukan demo biasa. Ini mosi tidak percaya kepada pemimpin yang menantang rakyatnya sendiri,” ujar seorang aktivis di posko.

Represi dan Retorika Tambah Runyam

Puncak ketegangan terjadi saat Satpol PP menyita ratusan dus air mineral dari posko demo atas perintah Plt Sekda Riyoso.

Alasan mereka: posko tidak berizin.

Kejadian itu memperkeruh suasana.

Riyoso bahkan adu mulut dengan relawan.

Tak lama, video lama Sudewo saat menyawer biduan dalam acara dangdut kembali viral.

Warga menyindir, “Bupati mampu nyawer, tapi menyuruh rakyat bayar pajak berlipat.”

Sudewo akhirnya meminta maaf atas pernyataannya yang memicu reaksi publik.

“Saya tidak menantang rakyat, saya hanya ingin demo berjalan tertib,” katanya dalam konferensi pers di Pendopo Pati (7/8/2025).

banner 336x280