DiksiNasi, Jakarta – Menjelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029, wacana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prabowo semakin menguat.
Pertemuan ini dinilai krusial dalam menentukan sikap PDIP, apakah akan bergabung dalam koalisi pemerintahan atau memilih menjadi oposisi.
Daya Tawar Politik Kuat
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menyebutkan bahwa PDIP memiliki daya tawar politik yang kuat.
“PDIP berpotensi memperkuat pemerintahan jika bergabung. Namun, sebagai oposisi pun, mereka telah teruji kritis pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” ungkapnya.
Hal ini memberikan dua opsi bagi PDIP: menjadi mitra koalisi atau oposisi kritis terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.
Meski demikian, Arifki menilai PDIP juga perlu menjaga basis pemilihnya yang mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
“PDIP bisa mendapatkan keuntungan dengan mempertahankan suara pemilih yang kecewa dengan hasil Pilpres, jika memilih menjadi oposisi,” tambahnya.
Namun, Arifki menekankan bahwa keputusan ini tidak sepenuhnya diterima oleh semua kader PDIP, mengingat ada pihak yang menginginkan partai banteng ini bergabung dengan pemerintahan Prabowo.
Segera Gelar Pertemuan
Sinyal pertemuan antara Megawati dan Prabowo sudah mulai terlihat.
Prabowo mengungkapkan harapannya agar pertemuan ini segera terlaksana.