Kini, Difa tak hanya sekadar mencukur rambut, tetapi juga memberi saran model rambut yang sesuai dengan bentuk wajah pelanggan.
Tantangan di Balik Ramainya Pelanggan
Meski tampak menguntungkan, bisnis pangkas rambut jelang Lebaran juga memiliki tantangan tersendiri.
Difa harus bekerja tanpa banyak istirahat, mulai pukul 07.00 pagi hingga 01.00 dini hari.
“Kalau sudah masuk minggu terakhir puasa, tenaga harus ekstra. Istirahat jadi barang langka, tapi karena sudah biasa, ya dijalani saja,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga harus menghadapi permintaan pelanggan yang semakin beragam.
Dari model rambut klasik hingga gaya modern yang sedang tren di media sosial, semua harus bisa ia kerjakan dengan baik.
Bisnis Musiman atau Peluang Jangka Panjang?
Lonjakan pelanggan yang terjadi menjelang Lebaran sering kali menimbulkan pertanyaan: apakah bisnis ini hanya menguntungkan secara musiman?
Difa mengakui bahwa hari-hari biasa tak seramai menjelang Lebaran.
“Kalau hari biasa, pelanggan paling sekitar 10 sampai 15 orang sehari. Tapi kalau sudah masuk pekan terakhir puasa, bisa ratusan,” kata Difa.
Namun, ia tetap optimistis.
Dengan perkembangan tren gaya rambut dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan perawatan diri, profesi ini masih memiliki prospek cerah.
“Alhamdulillah, dari pekerjaan ini saya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apalagi saat musim Lebaran, rezeki bisa lebih banyak,” tutupnya dengan senyum.