Putin Tolak Proposal Damai Trump, Perang Rusia-Ukraina di Persimpangan Baru

Vladimir Putin kembali menegaskan penolakannya terhadap proposal damai yang diajukan Donald Trump, menambah ketegangan dalam konflik Rusia-Ukraina.

banner 468x60

Tentunya, dengan harapan bisa merebutnya kembali melalui jalur diplomatik.

Namun, ia menegaskan keanggotaan NATO tetap menjadi syarat mutlak untuk menandatangani kesepakatan gencatan senjata.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov kembali menegaskan kesiapan Moskow untuk berdialog, asalkan NATO menghentikan ekspansinya ke Eropa Timur.

Dunia di Ambang Perang Nuklir

Dalam wawancara yang sama, Malofeyev memperingatkan bahwa dunia berada di ambang perang nuklir setelah Kyiv menggunakan rudal jarak jauh buatan AS dan Inggris untuk menyerang wilayah Rusia.

Putin, sebagai respons, menembakkan rudal balistik eksperimental ke Ukraina.

Jika AS tidak menghentikan dukungannya terhadap Kiev, Rusia mengancam akan menggunakan senjata nuklir taktis.

“Akan ada zona radiasi, yang tidak akan pernah siapa pun bisa masuk dalam hidup kita,” tambahnya.

Malofeyev juga menekankan pentingnya dialog global yang lebih luas, termasuk membahas konflik di Timur Tengah dan aliansi Rusia dengan China, untuk mencapai perdamaian jangka panjang.

Perebutan Warisan Sejarah

“Trump ingin tercatat dalam sejarah, sementara Putin juga mendekati usia senja. Jika mereka berhasil mencapai kesepakatan damai, itu akan menjadi warisan besar yang mereka tinggalkan untuk dunia,” pungkas Malofeyev.

Ketegangan Meningkat

Penolakan Putin terhadap proposal Trump ini menunjukkan bahwa penyelesaian konflik Rusia-Ukraina masih jauh dari kata selesai.

Dunia kini menunggu langkah-langkah diplomasi berikutnya, di tengah ancaman eskalasi yang bisa mengguncang stabilitas global.

banner 336x280