Ia membangun saluran irigasi untuk meringankan beban tanam paksa rakyat, serta mendirikan gedung pemerintahan dan fasilitas lainnya di ibu kota kabupaten.
Pada tahun 1915, Kabupaten Galuh resmi berganti namanya menjadi Kabupaten Ciamis dan masuk ke dalam Keresidenan Priangan.
Perubahan ini menandai transisi dari sejarah panjang kerajaan menuju administrasi modern di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
Warisan Budaya dan Sejarah yang Berharga
Hingga kini, jejak sejarah Galuh masih dapat terlihat di Ciamis, seperti situs Karangkamulyan di Kawali yang menjadi salah satu pusat kerajaan pada masanya.
Warisan budaya ini menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Ciamis, sekaligus daya tarik wisata sejarah bagi daerah tersebut.
Nama Galuh, tetap hidup dalam berbagai aspek budaya dan tradisi lokal.
Hal tersebut, mengingatkan kita akan kejayaan masa lalu yang menjadi pondasi dari Kabupaten Ciamis hari ini.
Sejarah panjang ini tidak hanya menggambarkan perjalanan waktu, tetapi juga mencerminkan semangat dan identitas masyarakatnya yang terus berkembang.
Sumber: Nina H. Lubis, Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat, 2000.