Mengenal Kyai Haji Ahmad Dahlan Sang Pendiri Muhammadiyah, Sepak Terjang Organisasi Islam Terbesar Indonesia

banner 468x60

DiksiNasinews.co.id – Kyai Haji Ahmad Dahlan (1868-1923) adalah seorang ulama besar dan pahlawan nasional Indonesia yang terkenal sebagai pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Beliau lahir dengan nama Muhammad Darwis di Kauman, Yogyakarta, dari keluarga ulama yang merupakan keturunan Maulana Malik Ibrahim, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa.

Kyai Haji Ahmad Dahlan menunjukkan minat dan bakat dalam mempelajari agama Islam sejak kecil. Pada usia 15 tahun, beliau berhaji ke Makkah dan tinggal di sana selama lima tahun. Di Makkah, beliau belajar dari para ulama pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah. Beliau juga berguru kepada Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dan Syaikh Abdul Hadi al-Minangkabawi yang merupakan guru dari pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari.

banner 336x280

Setelah kembali ke tanah air pada tahun 1888, Ahmad Dahlan mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan atas anjuran gurunya, Sayyid Bakri Syatha. Beliau kemudian menikahi Siti Walidah, sepupunya sendiri yang merupakan anak dari penghulu Kesultanan Yogyakarta. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai tujuh orang anak.

Ahmad Dahlan memiliki visi untuk memperbarui pemahaman dan praktik Islam di Indonesia yang menurutnya masih banyak dipengaruhi oleh tradisi dan budaya lokal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni. Beliau juga ingin meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan umat Islam yang masih tertinggal dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

Untuk mewujudkan visinya tersebut, pada tanggal 18 November 1912, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di rumahnya di Kauman. Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. Organisasi Muhammadiyah menganut paham tajdid (pembaruan) dan tafakkur (berpikir kritis) dalam memahami Islam. Muhammadiyah juga mengedepankan prinsip amar ma’ruf nahi munkar (menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran) dalam berdakwah.

Salah satu metode yang diajarkan oleh Ahmad Dahlan dalam mempelajari Islam adalah metode hisab. Metode hisab adalah metode perhitungan matematis untuk menentukan arah kiblat, waktu shalat, awal bulan hijriyah, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan ibadah. Metode hisab ini berbeda dengan metode rukyat yang mengandalkan pengamatan mata telanjang terhadap bulan dan matahari. Ahmad Dahlan mengajarkan metode hisab ini kepada para santri dan pengikutnya sebagai salah satu cara untuk memperkuat akal dan ilmu.

Pada saat beliau mendirikan Muhammadiyah, beliau juga membuka sekolah-sekolah modern yang memadukan antara pendidikan Islam dengan pengetahuan umum. Pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah bukan hanya terbatas pada hafalan Al-Quran dan kitab-kitab klasik Islam, tetapi juga meliputi pelajaran-pelajaran seperti matematika, sains, dan bahasa-bahasa asing.

Selain mendirikan sekolah-sekolah, beliau juga mendirikan klinik-klinik dan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.

banner 336x280