DiksiNasi, Bandung – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat melonjak tajam sepanjang enam bulan pertama 2025.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, hingga Juni tercatat 14.992 kasus dengan 49 kematian.
Peningkatan ini terjadi hampir merata di 27 kabupaten dan kota, diperparah oleh cuaca pancaroba yang tak menentu.
“Kasus DBD yang tinggi cenderung terjadi di wilayah perkotaan dengan pemukiman padat, pusat perdagangan, dan masyarakat dengan mobilitas tinggi,” kata Rochady Hendra Setia Wibawa, Kepala Bidang Pencegahan dan Penyakit Dinkes Jawa Barat di Kota Bandung, Senin (7/7/2025).
Kota dan Kabupaten dengan Kasus Tertinggi
Tiga wilayah mencatatkan jumlah kasus tertinggi: Kabupaten Karawang dengan 1.614 kasus, kemudian Kota Bandung menyusul dengan (1.502 kasus) dan Kabupaten Garut (1.121 kasus).
Kematian paling banyak terjadi pada kelompok usia anak dan dewasa muda.
“Penderita DBD terbanyak pada kelompok usia 15–44 tahun dan 5–14 tahun, yang merupakan anak sekolah dan pekerja produktif dengan mobilitas tinggi. Kasus kematian karena sudah mengalami gejala yang cukup berat saat perawatan dan adanya komplikasi,” ujar Rochady.
Berdasarkan klasifikasi umur, penderita usia 15–44 tahun mendominasi kasus dengan 6.453 orang terinfeksi.
Sementara angka kematian tertinggi terjadi pada anak-anak usia 5–14 tahun dan dewasa muda, masing-masing sebanyak 18 kasus kematian.
Penyebab Lonjakan: Cuaca Ekstrem dan Lingkungan
Cuaca ekstrem yang berubah-ubah menjadi salah satu pemicu utama lonjakan DBD.
Perpaduan hujan deras dan panas terik menyebabkan genangan air yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Di Garut, misalnya, hujan masih sering terjadi meski musim kemarau telah dimulai.
Komentar