DiksiNasi, Ciamis – Di tengah modernisasi sektor pertanian, padi huma di Kabupaten Ciamis tetap menjadi simbol kearifan lokal dan potensi ekonomi yang belum sepenuhnya tergali.
Jenis padi tradisional ini ditanam di ladang non-irigasi yang mengandalkan curah hujan, berbeda dengan sistem sawah yang membutuhkan irigasi.
Lihat postingan ini di Instagram
Meskipun kini semakin jarang ditemukan, padi huma masih memiliki peran penting bagi sebagian petani di wilayah ini, khususnya di daerah seperti Cihaurbeuti dan Banjarsari Selatan.
Tradisi yang Hampir Punah
Menurut Slamet Budi Wibowo, Kepala Dinas Pertanian Ciamis, padi huma merupakan warisan tradisi agraris yang kaya nilai budaya.
“Padi huma adalah bagian dari identitas kita. Sistem pertanian ini telah diwariskan secara turun-temurun, terutama di daerah pedesaan yang bergantung pada lahan kering,” ujarnya. Senin, (23/12/2024).
Meski demikian, modernisasi pertanian dan tingginya biaya produksi membuat semakin sedikit petani yang bertahan dengan metode ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pertanian sempat meminta data inventarisasi terkait padi huma di Ciamis.
Namun, tantangan terbesar dalam pengembangannya adalah keterbatasan sumber daya manusia dan minimnya pengetahuan petani tentang praktik pertanian ramah lingkungan.
“Tidak ada target khusus, tetapi kami memproyeksikan lahan huma di setiap kecamatan masih berkisar sekitar 100 hektare,” tambah Slamet.
Potensi Ekonomi dan Keberlanjutan
Padi huma sebenarnya menyimpan potensi besar, terutama jika dikelola dengan pendekatan yang lebih inovatif.
Salah satu cara meningkatkan produktivitas adalah dengan menggunakan pupuk organik.
Slamet menjelaskan bahwa pupuk organik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu memperbaiki struktur tanah dan mendukung keberadaan musuh alami untuk mengendalikan hama.
Komentar