DiksiNasi, Ciamis – Kuliner Unik Gunungsari Ciamis yang Mengundang Rindu, Puyuh Goreng Bu Latifah.
Menginjakkan kaki di Wana Wisata Cadas Ngampar, Ciamis, tak hanya disambut udara segar dan aliran sungai yang menenangkan, tetapi juga aroma menggoda dari sebuah warung kecil milik seorang perempuan tangguh: Bu Latifah.
Di balik dapur sederhana itu, tersaji puyuh goreng khas yang kini menjadi ikon rasa dari kaki Gunung Syawal.
Dari Keisengan Hingga Jadi Primadona Pandemi
Bu Latifah mengenang momen saat pertama kali memulai usaha di tahun 2017.
Berbekal Rp10 juta hasil bantuan sang ibu dan adiknya, ia membuka warung kecil di kawasan Imbanagara.
Tak ada strategi bisnis atau perencanaan matang, semua bermula dari coba-coba.
“Awalnya cuma iseng,” tuturnya. Jum’at, (25/04/2025).
Namun keisengan itu ternyata membuahkan hasil. Setelah pindah ke area wisata Cadas Ngampar, ia melihat peluang dari sesuatu yang belum banyak digarap—olahan burung puyuh.

Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, justru warung kecil ini mengalami lonjakan pengunjung.
Masyarakat yang bosan di rumah mulai mencari lokasi wisata alam terbuka, dan Cadas Ngampar menjadi tujuan favorit.
Menu puyuh goreng Bu Latifah yang menggoda menjadi pelengkap utama liburan di tengah situasi krisis.
“Waktu itu bisa habis sampai 100 ekor puyuh dalam sehari,” kenangnya.
Rasa yang Mewakili Kesederhanaan dan Kejujuran
Saya sebagai pengunjung merasakan betul bahwa warung ini bukan sekadar tempat makan.
Puyuh gorengnya disajikan dengan sambal pedas khas, nasi hangat, dan tutug oncom yang menggugah selera.
Dengan harga hanya Rp16.000, sensasi kuliner ini sungguh di luar ekspektasi.
Bahan baku puyuh berasal dari hasil ternaknya sendiri.
Umumnya ia mengolah indukan yang sudah tidak produktif bertelur.
Tak hanya lezat, tapi juga efisien dan penuh nilai kearifan lokal.
“Kadang ada tambahan mendoan atau menu lainnya, tapi puyuh tetap yang utama,” katanya.
Komentar