
Menurut catatan manuskrip, kata Mama Rohel, sumber konflik antara Adipati Galuh Jagabaya dan Bupati Jayengpati Wirautama adalah persoalan batas wilayah kekuasaan di selatan, yakni Kawasen.
“Sebelum ada Mataram, wilayah Kawasen merupakan bagian mutlak dari Kabupaten Ciamis. Namun, Adipati Jagabaya melakukan konspirasi politik dengan mengusulkan Sutanangga untuk menjadi Adipati Kawasen di bawah kekuasaan Mataram,” ujar Mama Rohel.
Tekanan dari Tiga Kekuatan
Jayengpati Wirautama mendapat tekanan dari tiga kekuatan sekaligus: Mataram, Adipati Galuh, dan Belanda.
Ketiganya memaksa Jayengpati Wirautama untuk meletakkan jabatan jika ia tidak menyetujui pengangkatan Sutanangga sebagai Adipati Kawasen di bawah kekuasaan Mataram.
Transformasi kampung kecil bernama Ciamis menjadi Kabupaten Ciamis melewati berbagai peristiwa bersejarah.

Jauh sebelum Kabupaten Galuh berdiri, degan para pejabat dari keturunan Rundayan Gara Tengah dan Imbanagara, Kabupaten Ciamis sudah ada secara mandiri di bawah perwalian Kesultanan Cirebon.