DiksiNasi, Cikarohel – Nyi Iteung mendadak jadi buah bibir.
Dia bukan janda, bukan pula gadis.
Dia adalah istri Juragan Woro-woro.
Sekilas wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi dia lihai memainkan modus lambe turah.
Di Kampung Cikarohel, banyak pejabat dan orang biasa yang terjerat rayuan Nyi Iteung.
Suatu hari, ia menangis menyayat hati sambil mengaku ibunya sakit.
Dengan kata-kata penuh kepedihan, ia pun merayu Dodo bin Smith.
“Mang Dodo, nambut acislah, iyeu indung abi sakit,” ucap Nyi Iteung dengan mimik yang membuat iba.
Tanpa berpikir panjang, Dodo langsung mengambil uang dan menyerahkannya kepada Nyi Iteung.
Saat itu, Dodo belum sadar bahwa jika dia berkata nambut, itu bukan berarti meminjam, melainkan meminta secara cuma-cuma.
Selain Dodo, rupanya Nyi Iteung juga berhasil merayu Ajengan Duleh yang belum lama ini tersangkut kasus dana hibah.
Kali ini, ia tidak memainkan rasa iba, melainkan menawarkan investasi bodong.
“Pak Haji, abi peryogi modal pikeun usaha. Abi aya proyek pengadaan susu sapi kanggo santri. Nanti modal jeung kauntungan dibayar sapoe saatosna, pas jam salapan,” ujar Nyi Iteung meyakinkan.
Awalnya, Ajengan Duleh tidak tertarik.
Namun suara hati kecilnya membisikkan, “Ayo bantu dia.”
Bisikan itu meluluhkan hatinya.
Tanpa pikir panjang, Ajengan Duleh langsung menginvestasikan uang Rp20 juta.
Zionis Israel sekejam-kejamnya tidak pernah mengkhianati Amerika.
Tapi Nyi Iteung ternyata sanggup mengkhianati.
Dodo dan Ajengan Duleh tertipu.
Janji membayar hutang ia ingkari.
Selama berbulan-bulan, dia menghilang tanpa jejak.
Ajengan Duleh pun keliling kampung.
Ternyata bukan hanya dia yang menjadi korban.
Beberapa warga mapan lainnya juga tertipu oleh Nyi Iteung.
Korbannya rata-rata lelaki berduit yang tak sanggup menolak rayuan manis Nyi Iteung.
Akhirnya, Dodo dan Ajengan Duleh mendatangi Mama Rohel untuk curhat.
Dengan wajah sedih, Ajengan Duleh membuka obrolan.
“Mama, dana hibah belum juga reda, abi tos ketipu ku investasi bodong ti Nyi Iteung. Modal jeung kauntungan anu kedah dibayar eta mah leuwih ti Rp30 juta. Padahal eta teh duit hasil ngajual kuda pikeun ngawangun madrasah. Abdi kedah kumaha, Mama?” curhat Ajengan Duleh.
Mama Rohel tersenyum sinis.
Dengan nada bercanda, ia balik bertanya: