Sementara itu, Samsul dan Dodo memegang obor damar.
Ini adalah bagian dari ritual pra-Misalin.
![Pertobatan Misalin, Simbolik dan Kejutan dari Abah Lathif](https://diksinasinews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Pertobatan-Misalin-Simbolik-dan-Kejutan-dari-Abah-Lathif-1.jpg.webp)
Cahaya damar itu menyala di kegelapan, menjadi simbol pencerahan jiwa.
Tetua adat, Abah Latif, mengawasi Mama Rohel yang tengah berendam.
Konon, pertobatan di Bojonggaluh Salawe tidak harus menunggu seseorang menjadi penjahat terlebih dahulu.
Setahun sekali, menjelang Ramadan, setiap Muslim menjalani pertobatan kecil yang mengemasnya dalam tradisi Misalin.
Mama Rohel akhirnya menyelesaikan ritual berendam.
Azan Subuh berkumandang.
Ia mandi, berwudu, lalu menunaikan salat Subuh.
Saat matahari mulai bersinar terang, Mama Rohel dibaiat sebagai tanda bahwa ia telah menyelesaikan pertobatannya.
Seluruh busananya dia tanggalkan dan melarungnya ke Sungai Citanduy.
Kemudian, Abah Latif menggantinya dengan busana baru yang bersih.
Dengan iringan alunan gamelan Sunda kuno, prosesi Misalin semakin terasa syahdu.
Pergantian busana ini kelak terkenal dengan sebutan Misalin.
“Ahlan wa sahlan, yaa Ramadan,” ucap Mama Rohel setelah prosesi Misalin selesai.
Tabik pun.
Komentar