Ekspresi Cinta Terhadap Sang Pencipta
Sementara itu, para malaikat bersujud kepada Adam.
Mereka mengekspresikan cinta kepada Allah dengan menaati perintah-Nya.
“Bersujud kepada Adam bukan bentuk pengkhianatan terhadap cinta-Nya. Justru karena cinta, perintah Sang Kekasih harus kami laksanakan,” ujar salah satu malaikat memberi argumen.
Sesungguhnya cinta Iblis kepada Allah tak berkurang sedikit pun.
Namun karena cintanya tidak diiringi ketaatan, Allah menghukumnya.
Ia pun jatuh ke dalam jurang kehinaan.
“Ya Allah, sebelum Engkau mencampakkanku, izinkan aku mengajukan satu permintaan. Beri aku izin untuk menggoda manusia agar mereka pun tidak taat kepada-Mu. Aku tak ingin sendirian di neraka,” pinta Iblis.
Ternyata Allah mengabulkan permintaannya.
“Silakan, Blis. Namun, Aku akan melindungi hamba-hamba-Ku yang senantiasa memohon perlindungan. Mereka yang berada dalam penjagaan-Ku tidak akan tergoda,” firman Allah dalam dialog-Nya dengan Iblis.
Setelah itu, Iblis pun mulai menggoda Hawa agar memakan buah khuldi—buah terlarang yang membawa kutukan.
Hawa pun tergoda oleh rayuan Iblis, dan di situlah kutukan pertama berlaku.
Adam dan Hawa memakan buah khuldi. Karena perbuatan itu, dua insan pertama tersebut diusir dari surga.
Iblis pun turut dilemparkan ke dunia, menjadi musuh abadi manusia hingga kini.
Di padang Arafah yang sunyi, Iblis meratapi nasibnya. Matanya sembab menyaksikan Adam dan Hawa bersatu kembali dalam rindu setelah terpisah selama ribuan tahun.
“Akulah pecinta yang terbuang,” gumam Iblis lirih. Cinta sejatinya justru membuatnya terbuang.
“Apakah salahku?” tanya Iblis, tak memahami jalan takdirnya.