Amien bahkan menyinggung hubungan Jokowi dengan Beijing yang dianggapnya sebagai rahasia umum.
Faizal Serukan Persatuan Rakyat
Sebelum acara ini digelar, Faizal Assegaf melalui akun X (Twitter) telah mengundang masyarakat untuk hadir. Faizal menegaskan bahwa acara ini merupakan respons terhadap dinamika politik yang semakin kompleks. “Ini adalah gelombang pertama konsolidasi tokoh dan elemen rakyat untuk menegakkan keadilan,” ungkapnya.
Faizal menambahkan, pihaknya akan mengadakan pertemuan lanjutan pada 14 dan 28 Oktober 2024. “Kami akan menggelar konsolidasi yang lebih besar lagi. Ini adalah upaya untuk menyatukan kekuatan dan memastikan tuntutan rakyat terhadap penegakan hukum di era Prabowo,” jelas Faizal.
Transisi Kepemimpinan dan Masa Depan Indonesia
Salah satu pembicara, Dr. Eduardus Lemanto, mengingatkan pentingnya mengawasi masa transisi dari Jokowi ke Prabowo.
“Kita harus memastikan ke mana arah pisau kekuasaan di tangan Prabowo. Apakah akan memakainya untuk kebaikan atau justru sebaliknya,” ujar Eduardus.
Dia, mengutip pandangan Profesor Budiono Kusumohamidjojo yang membandingkan kekuasaan seperti pisau yang bisa berbeda penggunaan antara dokter bedah atau perampok.
Acara ini berakhir dengan diskusi interaktif antara para tokoh, panduan Refly Harun.
Beberapa tokoh lainnya juga menyampaikan pandangan mereka melalui puisi dan filosofi wayang, salah satunya Roy Suryo yang berperan sebagai dalang.
Pada akhirnya, Faizal dan para tokoh nasional sepakat bahwa pada 20 Oktober 2024, rakyat harus bersatu untuk mengawal transisi pemerintahan.
Sekaligus, memastikan mengadili Jokowi atas dugaan pelanggaran selama masa kepemimpinannya.
“Dengan semangat ini, kita pastikan hak rakyat untuk mengadili rezim Jokowi,” tutup Faizal.