DiksiNasi, CIAMIS – Pelantikan pengurus Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kecamatan Sadananya periode 2025–2030 pada Jumat (25/04/2025) menjadi pengingat bahwa perangkat desa masih menjadi garda depan yang belum sepenuhnya dihargai.
Alih-alih disambut tepuk tangan, dedikasi mereka kerap dibalas keluhan.
Padahal di tengah malam, mereka masih sibuk mengatur data warga, merapikan laporan keuangan, atau menyusun anggaran pembangunan.
“Perangkat desa pulang jam 12 malam, masyarakat tidak tahu. Yang dilihat hanya kekurangannya,” kata Eman S, Ketua Apdesi Kecamatan Sadananya, saat menyampaikan sambutan di Aula Desa Tanjungsari.
Organisasi Bukan Hanya Bendera
Bagi Gilar Yuga Nuhaerisman, Ketua PPDI Sadananya yang baru saja dilantik, organisasi bukan sekadar simbol.
Ia menolak menjadikan PPDI hanya sebagai ajang seremonial tahunan.
“Kita bukan lembaga hiasan. Kita ini wadah perjuangan,” tegas Gilar.
Ia mengajak seluruh perangkat desa untuk sadar bahwa posisi mereka krusial sebagai penghubung antara negara dan rakyat.
Namun peran besar ini belum berbarengan dengan perlindungan hukum dan tunjangan memadai.
Gilar menyoroti tantangan yang harus perangkat desa hadapi, mulai dari digitalisasi pelayanan hingga implementasi regulasi baru yang datang tanpa waktu adaptasi.
Ia menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas perangkat melalui pelatihan berbasis kompetensi dan kerja sama lintas desa.
Pelayanan Publik Dalam Sunyi
Kritik masyarakat terhadap keterlambatan pelayanan acap kali tidak berdasar.
Gilar menyebutkan bahwa keluhan itu sering muncul tanpa memahami tekanan di balik meja pelayanan desa.
“Semua ingin cepat, tapi lupa bahwa sistem kita belum seragam dan SDM belum merata,” ujarnya.
Dia berharap pelantikan ini menjadi momentum awal perubahan.
PPDI berkomitmen menjalankan agenda konkret seperti advokasi kesejahteraan, pendampingan digitalisasi, hingga pembentukan koperasi untuk meningkatkan daya tawar perangkat desa secara kolektif.
Momentum Reformasi PPDI Ciamis
Di level kabupaten, Ahmad Himawan atau yang akrab dengan sapaan Mas Ahim, menyampaikan bahwa penggantian dua kepengurusan di Kecamatan Lakbok dan Sadananya bukan sekadar rotasi biasa.
Komentar