Recehan yang Mengubah Wajah Ciamis: Ketika Zakat Menyulut Solidaritas Warga

Di Ciamis, uang lima ratusan bukan lagi sekadar kembalian belanja. Di tangan Baznas, receh-receh itu menjadi pemantik perubahan sosial yang nyata di pelosok desa.

banner 468x60

Harapan yang Tak Lagi Sendiri

Pak Nardi, pria sepuh yang hidup sebatang kara, mungkin tak pernah membayangkan akan memiliki rumah baru.

Rumah lamanya dari bambu usang sudah nyaris ambruk.

Tapi hari ini, ia berdiri di atas tanah wakaf dari keluarganya, menyaksikan rumah impian dibangun oleh orang-orang yang dulu hanya tetangga biasa.

Bagi Lili, kisah Pak Nardi adalah potret keberhasilan yang tak bisa terukur dengan bilangan angka.

“Kami ingin rumah itu menjadi simbol. Bahwa zakat bisa membawa perubahan bukan hanya bagi satu orang, tapi satu komunitas.”


Program Sosial yang Menumbuhkan Jiwa

Baznas Ciamis tidak hanya selesai setelah rumah berdiri.

Pendampingan berlanjut: dari dapur hingga perlengkapan dasar.

“Kalau rumahnya sudah jadi, kami cek lagi. Kompornya ada atau belum? Tempat tidurnya layak atau tidak? Karena hidup layak itu menyeluruh,” kata Lili.

Program Rutilahu pun menjadi bukti bahwa intervensi sosial yang dirancang dengan pendekatan lokal bisa jauh lebih efektif dan berkelanjutan.

Di Ciamis, bukan gedung tinggi yang menjadi lambang kemajuan, melainkan rumah-rumah sederhana yang berdiri dengan semangat gotong royong.

Dan semuanya, seperti yang Lili ingatkan, “bermula dari uang receh yang kita sering sepelekan.”

banner 336x280